Berikut Profil Stadion Stade de France

26 Februari 2022, 07:10 WIB
Stade de France di Saint-Denis /UEOA/U

PORTAL MAJALENGKA - Stadion Stade de France di Saint-Denis tak jauh dari Paris, Prancis resmi ditunjuk oleh UEFA untuk menggelar laga final Liga Champions 28 Mei mendatang.

Stadion ini dipilih sebagai pengganti dari stadion Saint Petersburg Rusia yang sedang dilanda konflik dengan Ukraina.

Untuk lebih mengenal stadion ini, berikut Portal Majalengka sajikan profil dari Stadion Stade de France.

Baca Juga: Final Liga Champions Resmi Dipindah, Ini Lokasinya!

Stadion Stade de France dibangun pada 2 Mei 1995.

Awal mulanya, stadion ini dibangun setelah Perancis terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998.

Terpilihnya Prancis sebagai tuan rumah Piala Dunia saat itu membuat Federasi Sepakbola Perancis memutuskan untuk membuat stadion all-seater dengan kapasitas lebih dari 80 ribu kursi.

Baca Juga: Duel Seru Persib Bandung vs Persela Lamongan Sementara Skor 1-1, David da Silva Kembali Cetak Gol

Hal itu pun berhasil mencatatkan sejarah, karena untuk pertama kalinya, terdapat stadion di Perancis yang pembangunannya dibangun untuk event tertentu.

Stade de France diarsiteki oleh arsitek ternama seperti Michel Macary, Aymeric Zublena, Regembal Michel, dan Claude Constantini, yang merupakan bagian dari CR SCAU Architecture.

Selain itu, Stadion Stade de France siap untuk dibangun setelah penandatanganan izin bangunan pada 30 April 1995.

Baca Juga: Sedang Berlangsung Persib Bandung vs Persela Lamongan, David Da Silva Siap Jebol Gawang Lagi

Saat tahap pengembangan, Stade de France disebut sebagai Grand Stade (Great Stadium).

Pada akhirnya, Stadion Stade de France dipilih sebagai nama resmi dari Grand Stade tersebut yang sebelumnya dilakukan perlombaan desain nama oleh kementrian olahraga. Michael Platini lah yang merupakan orang merekomendasikan nama itu.

Stade de France diresmikan pada 28 Januari 1998 dengan pertandingan antara Perancis dan Spanyol.

Acara peresmian ini dihadiri 78.368 penonton termasuk presiden Prancia saat itu Jacques Chirac.

Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 untuk Perancis. Zinadine Zidane mencatatkan sejarah dengan menjadi orang pertama yang mencetak gol di Stade de France saat menit ke-20.

Perancis kembali bermain di stadion ini pada final Piala Dunia 1998. Perancis berhasil meraih gelar juara Piala Dunia pertamanya di stadion ini.

Saat Piala Dunua 1998, Stade de France menjadi menjadi tempat berlangsungnya babak penyisihan, perempat final, semi final dan final.

Selain sukses menggelar Piala Dunia, Stadion Stade de France menjadi tempat berlangsungnya final Liga Champions tahun 2000 yang dihadiri 78,759 penonton.

Saat itu Real Madrid berhasil mengalahkan Valencia dengan skor akhir 3-0.

Tidak cukup sampai di situ, Satdion Stade de France kembali dipilih sebagai tempat berlangsungnya final Liga Champions tahun 2006.

Saat itu Barcelona yang berhasil meraih gelar Liga Champions setelah mengalahkan Arsenal dengan skor akhir 2-1.

Di balik megahnya Satdion Stade de France, Stadion ini pernah menyimpan insiden, ia pernah menjadi salah satu target dari serangkaian penembakan dan pemboman terkoordinasi di Paris.

Stade de France menjadi sasaran ledakan yang terjadi di luar stadion selama pertandingan persahabatan antara Perancis dan Jerman.

Saat itu presiden Francois Hollande menonton pertandingan persabatan tersebut. Namun, sampai pertandingan berakhir, tidak ada ledakan yang terjadi di dalam stadion.

Kesuksesan Satdion Stade de France terus berlanjut, stadion ini pernah menjadi tempat berlangsungnya upacara pembukaan, upacara penutupan dan tujuh pertandingan termasuk babak final Piala Eropa 2016.

Akan tetapi sang tuan rumah Perancis gagal meraih gelar juara setelah Portugal mencetak gol kemenangan mereka saat extra time.

Keunikan lain dari Stadion Stade de France ialah Stadion ini memiliki tribun yang dapat ditarik untuk memperlihatkan bagian trek atletik.

Konon, Stadion ini dirancang dengan bantuan simulasi perangkat lunak untuk mendapatkan pengamatan yang akurat.


Stade de France memiliki konstruksi atap berbentuk elips yang melambangkan universalitas olahraga di Perancis.


Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan atap pun tidak sedikit, ia menghabiskan dana hingga 45 juta euro.


Atap Stade de France memiliki luas 6 hektar dengan berat mencapai 13.000 ton, yang dianggap sebagai keajaiban teknis oleh banyak orang.


Atap ini menutupi seluruh bagian tribun tanpa menutupi area lapangan.***


Sumber: ligalaga.id

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler