Warga Tempuh Satu Kilometer untuk Mendapatkan Air Bersih

21 September 2020, 19:10 WIB
Warga Cijati Majalengka, Rela berjalan menempuh satu Kilometer untuk mendapatkan air bersih, Senin 21 September 2020 /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Kekeringan melanda masyarakat Lingkungan Sukajaya Girang, Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga harus berjalan kaki dengan melewati jalan setapak jarak tempuh sepanjang satu kilometer untuk mendapatkan air dari sumber terdekat.

Mereka menggunakan jeriken berkapasitas antara 10 liter dan 20 liter.

Baca Juga: Sat Lantas Polres Majalengka Tinjau Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Pasar

Aktivitas mengambil air di sumber kawasan mata air Leuwidahu yang ada di Lingkungan Sukajaya Girang, Kelurahan Cijati tersebut, dilakukan tiap pagi dan sore hari oleh warga.

Seperti yang dilakukan Warga Pasir Kelapa, Hasanah (41). Dia bersama anak laki-lakinya harus rela antre utnuk mengambil air di sumber tersebut untuk keperluan sehari-hari.

"Pagi sama sore pasti ngambil air disini. Ngantri dulu. Dan kami berharap pemerintah segera tutun tangan untuk membantu penyedian air bersih," kata Hasanah, Senin 21 September 2020.

Baca Juga: Anggota DPRD Jabar Minta Bupati Majalengka Lebih Serius Perhatikan Pengembangan SDM Warganya

Melihat kondisi yang di rasakan warga tersebut, aksi cepat tanggap langsung ditunjukkan oleh seorang Bhabinkamtibmas Kelurahan Cijati, Polsekta Majalengka, Bripka Roy Ronal.

Ia pun membantu warga masyarakat yang tengah kesulitan air bersih.

Bripka Roy pun, selain membantu warga mengangkut air dengan menggunakan jeriken.

Baca Juga: Sandiaga Uno Disuruh Prabowo Untuk Menangkan Menantu Jokowi

Ia juga membantu warga memasang penampungan air dari mata air di leuwidahu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga sehari-sehari.

"Kami disini juga sekaligus menghimbau warga agar selalu menjaga sumber air agar tidak kering. Yakni, dengan cara tidak menebang pohon yang berada di sekitar mata air dan tidak membakar hutan di sekitar sumber mata air tersebut karena ini akan dapat menimbulkan mata air kering dan sumur tidak dapat di pergunakan lagi," jelasnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler