Network
PORTAL MAJALENGKA - Umat Islam hari ini, 10 April 2024, merayakan Idul Fitri setelah sebulan melaksanakan puasa Ramadhan. Salah satu amalan sunnah pada Idul Fitri adalah sholat Id secara berjamaah.
Sholat Idul Fitri atau sholat Id dilaksanakan pada pagi hari sesaat setelah matahari terbit. Tepatnya dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal atau saat matahari bergeser ke barat.
Meski demikian, waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dianjurkan lebih baik di akhirkan. Sementara sholat Idul Adha lebih baik disegerakan ketika sudah masuk waktu.
Baca Juga: Bacaan Niat Mandi Sunnah Sholat Idul Fitri, Lengkap dengan Teks Arab dan Latin serta Artinya
Hal itu sesuai pendapat Ibn Qayyim al-Jauziyah yang mengatakan: "Nabi saw biasa mengakhirkan sholat Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan sholat Idul Adha" (Ibn Qayyim al-Jauziyah, Zād al- Ma’ād fī Hadyi Khair al-‘Ibād, 1:425), dilansir dari situs resmi Kemenag.
Sholat Idul Fitri merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan berjamaah dengan bacaan ayat Alquran secara jahr atau lantang. Namun, jika berhalangan bisa dilakukan secara mandiri di rumah, seperti ibu-ibu yang perlu menjaga anak.
Lantas bagaimana niat dan tata cara sholat Idul Fitri? Berikut selengkapnya dilansir dari NU Online.
Baca Juga: Penetapan 1 Syawal 1445 H Antara Pemerintah, NU dan Muhamadiyah Jatuh pada 10 April 2024
Pertama, niatkan sholat Idul Fitri di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (membaca Allâhu akbar), dan disunnahkan untuk melafalkan niat sebelumnya. Berikut lafal niatnya,
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Baca Juga: MOMEN Jelang Lebaran Tahun Ini Presiden Jokowi Ajak 40 Anak Yatim Berbelanja Baju dan Makanan
Kedua, membaca doa ifititah, kemudian disunnahkan untuk tabir sebanyak tujuh kali. Di sela-sela tiap takbir dianjurkan untuk membaca lafal berikut,
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allâhu akbar kabîran, wal ḫamdulillâhi katsîran, wa subḫânallâhi bukratan wa ashîla
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau bisa juga lafal ini,
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subḫânallâhi wal ḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Ketiga, membaca surat Al-Fatihah. Bagi makmum, membacanya setelah imam selesai membacakan surat Al-Fatihah. Setelah itu imam disunnahkan untuk membaca surat Al-A’la, lalu dilanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Baca Juga: Papan Atas Liga Inggris Makin Menyala, Liverpool Gagal Puncaki Klasemen Gegara Manchester United
Keempat, setelah takbir untuk berdiri rakaat kedua, disunnahkan untuk takbir sebanyak lima kali seperti takbir pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al-Fatihah (bagi makmum membacanya setelah imam selesai membacakan surat Al-Fatihah) dan imam dianjurkan membaca surat Al-Ghasiyah. Lalu lanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Kelima, selesai salam, jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib terlebih dulu, jangan dulu beranjak dari tempat hingga selesai.***
