Network
PORTAL MAJALENGKA - Tak dapat dipungkiri bahwa Buya Yahya merupakan ulama yang kaya akan ilmu. Banyak dari ceramah-ceramahnya yang dijadikan pengetahuan baru lalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh jamaahnya.
Sehingga Buya Yahya pun tak sungkan untuk membuka sesi tanya-jawab dalam setiap ceramah-ceramahnya.
Dilansir dari channel Youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya ceritakan kisah Inspiratif Rasulullah SAW yang bisa dijadikan contoh umatnya dalam kehidupan berumah tangga.
Baca Juga: Banyak Dosa Tak Usah Minder dalam Berdoa kepada Allah, Begini Menurut Buya Yahya
Diceritakan Buya Yahya bahwa suatu saat Rasulullah SAW dengan istrinya yakni Siti Aisyah tengah mengalami konflik dalam rumah tangga.
Diketahui pula bahwa Siti Aisyah RA merupakan putri dari Khalifah Abu Bakar Assidiq RA sekaligus merupakan sahabat dari Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW yang kala itu sedang berkonflik menyadari betul bahwa proses diskusi dibutuhkan dalam penyelesaian masalah.
Baca Juga: INILAH Daftar Negara-negara yang Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia U17 Berikut Jadwalnya
Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW mengajak Siti Aisyah RA berdiskusi yang ditengahi oleh sahabat Abu Bakar RA.
Setelah berkumpul, Abu Bakar pun menanyakan siapa dahulu yang akan berbicara antara Nabi Muhammad SAW atau Siti Aisyah.
Nabi pun mempersilakan Siti Aisyah terlebih dahulu untuk mengutarakan pendapat. Namun Siti Aisyah rupanya mempersilakan Nabi dulu untuk mengungkapkan masalah.
Baca Juga: KABAR GEMBIRA! Pemutihan Denda Pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Hadir di Jawa Barat
"Engkau dulu yang berbicara wahai suamiku, namun jangan berbicara kecuali hal yang benar," ucap Siti Aisyah.
Saat itu pula Abu Bakar sebagai ayah dari Siti Aisyah merasa marah karena perkataan anaknya kepada Nabi SAS.
Perkataan "kecuali yang benar" adalah penyebabnya. Sebab Abu Bakar meyakini bahwa Nabi SAW memiliki sifat shiddiq dan maksum.
Baca Juga: Palestina Krisis Obat dan Alat Kesehatan, Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan Tahap Dua
Maka Abu Bakar hendak memukul Siti Aisyah sebagai anaknya karena telah berkata demikian kepada Rasulullah SAW.
Saat itu pula Siti Aisyah beranjak menghampiri Nabi dan mendaratkan wajahnya di dada Rasulullah sembari tersipu malu karena Nabi pun menyunggingkan senyum kepada istrinya itu.
Maka konflik pun terselesaikan dengan sendirinya. Buya Yahya menegaskan bahwa kepercayaan istri kepada suami sangat diperlukan dalam rumah tangga.
Siti Aisyah mempercayai Nabi sebagai suaminya dan pelindungnya saat merasa ada bahaya mengancam.
Begitu pun Rasulullah yang selalu menyayangi istrinya dengan lemah lembut dan mengadakan diskusi dalam setiap permasalahan.
Itulah kisah inspiratif Rasulullah dalam menyelesaikan konflik dengan istrinya yang diceritakan oleh Buya Yahya dan sangat bisa dijadikan contoh.***
