Sang Singa dari Cirebon Perang Membawa Tentara Ghaib, Kisah Cucu Sunan Gunung Jati

- 2 April 2023, 12:05 WIB
Sang Singa dari Cirebon Perang Membawa Tentara Ghaib, Kisah Cucu Sunan Gunung Jati
Sang Singa dari Cirebon Perang Membawa Tentara Ghaib, Kisah Cucu Sunan Gunung Jati /Tangkapan layar YouTube GP Ansor Banjaran

PORTAL MAJALENGKA - Singa dari Cirebon adalah julukan salah seorang keturunan Sunan Gunung Jati, yakni sosok kiai yang perang lawan penjajah dengan membawa tentara ghaib.

KH Abbas Buntet Cirebon, yang biasa disebut dengan Mbah Abbas, adalah sosok kiai sakti keturunan Sunan Gunung Jati.

Para kiai Buntet Pesantren diketahui memiliki nasab hingga Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Incar Tongkat Sakti Sunan Bonang, Kisah Murid Sunan Gunung Jati

Di kalangan pesantren Mbah Abbas dikenal dengan kehebatan keramat yang dimilikinya.

Mbah Abbas dipercaya oleh KH Hasyim Asy'ari untuk memimpin peperangan yang terjadi pada 10 November 1945.

Peristiwa tersebut kemudian setiap tahun diperingati menjadi hari Pahlawan Nasional.

Baca Juga: 3 Wali Ini yang Ikut Menguburkan Sunan Gunung Jati

Karomah tentang kesaktian Mbah Abbas diceritakan oleh salah cucunya yaitu KH Faris Elt Haque, pengasuh Pondok Pesantren Nadwatul Umah Buntet Pesantren Cirebon.

Kang Faris atau Gus Faris menceritakan sejarah peperangan yang terjadi pada 10 November 1945 melawan pasukan sekutu.

Berawal dari seruan Mbah Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama yang menyatakan Cinta Tanah Air sebagian dari pada iman.

Baca Juga: Jejak Ki Lobama, Guru Ghaib Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati

Mbah Hasyim Asy'ari juga serukan resolusi jihad untuk berperang melawan sekutu yang saat itu mengancam untuk membumi hanguskan Surabaya, apabila tidak mau tunduk kepada penjajah.

Resolusi Jihad yang diserukan Mbah Hasyim Asy'ari, membakar semangat para arek-arek Suroboyo dan seluruh warga.

Semua bersatu untuk mempertahankan kedaulatan NKRI yang baru saja diproklamasikan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.

Arek-arek Suroboyo yang tidak sabar untuk segera berperang melawan sekutu, yang ditahan oleh Mbah Hasyim Asy'ari.

Mbah Hasyim Asy'ari memerintahkan kepada rakyat untuk tidak melakukan serangan sebelum datangnya Mbah Abbas dari Buntet Pesantren Cirebon.

Mbah Abbas pada tanggal 7 November berangkat menuju ke Surabaya, yang pada saat itu bersama rombongan para kiai dari Indramayu, Brebes, dan juga Majalengka.

Hingga pada 10 November 1945, terjadilah perang antara melawan para sekutu.

Dengan persenjataan yang seadanya, dan hanya bermodalkan satu semboyan, Merdeka atau Mati inilah semangat rakyat Indonesia untuk mempertahankan NKRI.

Diceritakan pula bahwa Mbah Abbas yang ditunjuk untuk memimpin para santri mengeluarkan kesaktian atau keramatnya dalam melawan tentara sekutu.

Mbah Abbas mengeluarkan beberapa butir kacang hijau yang ditaburkan ke tanah dan serta merta menjadi pasukan tentara.

Bahkan lebih hebatnya lagi untuk bisa mengalahkan ratusan kapal perang yang dimiliki sekutu.

Mbah Abbas menggunakan keramatnya dengan meniup sendal bekiaknya yang langsung berubah menjadi kapal perang dan mampu menghabisi kapal perang lawan.

Dengan peralatan perang yang ada, peperangan 10 November 1945 ini mampu dimenangkan oleh Rakyat Indonesia.

Itulah sedikit cerita tentang keramat yang dimiliki Mbah Abbas yang dikenal dengan julukan Singa dari Cirebon.

Disclaimer: Sejarah bisa jadi memiliki versi yang berbeda.***

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x