RENUNGAN, Pesan Gus Mus Untuk Orang yang Suka Membuat Susah Diri Sendiri

PORTAL MAJALENGKA - Agama merupakan sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat kemanusiaannya.

Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan.

Agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama, alam semesta maupun dengan Tuhan.

Baca Juga: Filosofi Hidup Sunan Kijaga tentang Panjat Pohon Kelapa dan Anak Tangga

Demikian ringkasan tentang Hadits Arbain ke-9 dari kajian Kitab Al-Arba’in An-Nawawiyah yang disampaikan oleh KH. Mustofa Bisri.

Seperti dikutip Portal Majalengka dari kanal YouTube Gus Mus Channel dengan Judul Santai saja, Tak Perlu Memaksa.

Mrnurut Gus Mus, masa kenabian ditutup oleh seorang Nabi bernama Muhammad SAW. Beliau adalah manusia yang manusiawi dan sangat menegerti manusia.

Baca Juga: Lagu Tarling Terbaru 'Beda Kelas' Zamel Reza, Angkat Tema Cinta dan Kesenjangan Sosial, Ini Lirik dan Artinya

"Ketika nabi memerintahkan kepada umatnya, maka beliau selalu berpesan lakukan sesuai kemampuanmu," ujarnya. 

Hal ini dimaksudkan jangan mempersulit ajaran agama yang menyebabkan malah tidak bisa melaksanakannya sama sekali.

Bukan semata–mata keinginan nabi sendiri, melainkan adalah ajaran Allah SWT. Bahwasannya dalam menjalankan ketakwaan itu semampunya, Karena Allah juga tidak akan memebani Hambanya diluar kemampuannya.

Baca Juga: Terbaik! Inilah SMP dan MTs di Kabupaten Majalengka yang Mendapatkan Akreditasi A

Kita melaksanakan hukum Allah sesuai keadaan dan kemampuan yang diberikan Allah SWT pada kita. Akan tetapi jangan juga semampunya diartikan melaksanakan dengan cara sembrono atau asal-asalan.

Dalam Beragama itu sebenarnya sederhana, apabila dilarang ya tinggalkan. Kita harus meyakini, bahwa seluruh hukum dan aturan Allah adalah bentuk kasih dan sayang-Nya pada kita semua. Sehingga diharapkan akan bisa ikhlas dan senang dengan menjalankan kewajiban-Nya.

Mempersulit diri sendiri menurut Gus Mus salah satu Contohnya ialah pelebelan halal. menurut beliau hal yang perlu dilebeli ialah bukan yang halal, melainkan yang di duga atau yang jelas hukum keharamannya.

Karena menurut beliau, sesuatu yang diharamkan oleh agama itu jauh lebih sedikit dari pada yang di halalkan.***