PESAN DAKWAH Sunan Kaljaga dalam Simbol Alat Pertanian Cangkul, Sederhana tapi Mendalam

- 17 Januari 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi petani menggunakan cangkul yang menjadi media dakwah Sunan Kalijaga melalui simbol-simbol.
Ilustrasi petani menggunakan cangkul yang menjadi media dakwah Sunan Kalijaga melalui simbol-simbol. /Dok. Pikiran-Rakyat.com/

 

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Kalijaga sangat memahami benar budaya dan kehidupan keseharian masyarakat bawah di zaman itu, yang saat itu hidup dengan bercocok tanam.

Maka kemudian Sunan Kaljaga membuat kemasan dakwahnya dengan menggunakan simbol alat-alat yang digunakan masyarakat dalam bercocok tanam.

Ajaran simbolik Sunan Kalijaga yang digunakan untuk masyarakat pedesaan saat itu selain alat bajak waluku, beliau juga menanam pesan ajarannya pada alat cangkul.

Baca Juga: MENELISIK Pesan Ajaran Islam Sunan Kalijaga dalam Simbol Tokoh Pewayangan Pandawa 5

Sunan Kalijaga mengemas ajaran islam yang didakwahkannya pada alat cocok tananam cangkul tersebut ke dalam tiga bagian.

Ketiga bagian dari cangkul tersebut meliputi pacul, bawak, dan doran. Ketiga bagian itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Ketiganya harus dipegang kenCANG tidak boleh dilepas harus tetap dirangkul atau dipiKUL. Itulah makna dari nama CANGKUL.

Untuk makna dari ketiga bagian dari cangkul itu sendiri diambil dari berbagai sumber. Bagian bawah yang tajam biasanya berbahan besi dinamakan pacul.

Nama pacul sendiri diambil dari sebuah pesan kalimat pendek yang berbunyi, ngipatake barang muruncul. Dalam bahasa Indonesia diartikan membuang sesuatu kejelekan yang muncul.

Baca Juga: LACAK Jejak Dakwah Sunan Kalijaga dari Berbagai Karya Seninya yang Luar Biasa

Untuk lingkaran belakang berlobang dari bagian pacul, yang biasa digunakan sebagai tempat batang doran atau tempat gagang pacul dinamakan bawak.

Nama bawak diambil dari pesan kalimat pendek “obahing awak” yang dalam bahasa Indonesia berarti bergeraknya tubuh.

Sementara batang kayu yang dijadikan untuk pegangan pada alat cangkul ini dinamakan doran.

Penamaan doran sebagaimana nama bagian cangkul lainnya, nama doran juga berasal dari pesan pendek “donga marang pengeran”. Dalam bahasa Indonesia pesan tersebut berarti berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi dari bagian perumpamaan pada alat cangkul tersebut jika disatukan bisa diartikan bahwa dalam hidup ini perlu pacul, atau mekanisme mengendalikan nafsu menyingkirkan hal jelek.

Baca Juga: Soekarno Sang Proklamator Kemerdekaan RI Miliki Kesaktian Sunan Kalijaga

Jika dalam hidup manusia tidak memiliki pacul atau mekanisme tersebut maka hidupnya akan rusak. Bagaimanapun kejelekan pasti akan datang baik pada pikiran, niat ataupun keinginan. Semua harus di-ipatake atau dibuang.

Sebagai upaya untuk membuang atau menghindar dari hal-hal jelek tersebut dibutuhkan sebuah usaha atau bawak “obahing awak”, ikhtiar tidak pasif atau diam.

Disamping itu manusia juga harus doran “donga marang pangeran” berdoa kepada Tuhan.

Disini dalam hidup manusia dituntut membuang hal-hal negatif dengan suatu upaya atau ikhtiar, namun tetap bersandar pada Tuhan karena sesungguhnya segala upaya yang dilakukan manusia, berhasil dan tidaknya tergantung pada keputusan Nya.

Baca Juga: Sinopsis Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang, Angkat Isu Mental Health Anak Tengah

Kesimpulan dari beberapa pesan dari bagian-bagian pada cangkul ini adalah menjauhkan diri dari perbuatan jelek tetap  berusaha dan jangan lupa bahwa dalam hidup kita juga harus berdoa. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x