Baca Juga: Kisah Abu Nawas Bohongi Malaikat Munkar Nakir dengan Kain Kafan Usang
Raja pun memberi Abu Nawas beberapa minggu. Rasanya tidak ada yang lebih berat daripada tugas yang diembannya sekarang. Jangankan membangun istana, membangun gubuk kecil saja itu rasanya tidak mungkin. Hanya Tuhan yang mampu mengerjakannya.
Hari-hari terus berlalu. Tidak ada yang dilakukan Abu Nawas selain memikirkan bagaimana meyakinkan Raja bahwa apa yang dibangunnya itu benar-benar istana di langit. Seluruh ingatan dan akalnya pun diputar, sampai dia ingat bahwa dulu pernah bermain layang-layang.
Abu Nawas pun merasa gembira dan dia pun tidak menyia-nyiakan waktu lagi. Dia dan beberapa kawannya merancang layang-layang raksasa berbentuk persegi empat. Setelah selesai, kemudian Abu Nawas melukis pintu, jendela serta ornamen-ornamen lainnya.
Setelah semuanya selesai, Abu Nawas dan kawan-kawannya menerbangkan layang-layang itu di suatu tempat yang sangat rahasia. Begitu layang-layang raksasa tersebut terbang, penduduk pun merasa gempar.
Baca Juga: Kisah Abu Nawas Mimpi Bertemu Nabi Daud AS
Mendengar hal tersebut, Raja sangat bahagia sekali dan langsung bergegas menemui Abu Nawas. "Paduka yang mulia, itulah pesanan yang mulia sudah rampung," ujar Abu Nawas
"Kamu benar-benar hebat Abu Nawas," Raja memuji Abu Nawas. "Terima kasih Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas.
"Lalu, bagaimana caranya aku kesana?" tanya Baginda Raja.
"Dengan tambang Paduka yang mulia," jawab Abu Nawas.