Hal itu bukan karena Gus Dur sengaja belajar agar dapat lulus ujian-ujian itu, baginya ujian-ujian itu tidak ada gunanya.
Gus Dur mengnggap sudah fasih berbahasa Arab dan mempunyai kemampuan membaca yang kuat. Selain itu, Gus Dur mampu menghafal peraturan-peraturan dasar tata bahasa yang harus dikuasai sebelum seseorang dapat menguasai peraturan yang pelit mengenai penulisan bahasa Arab klasik.
Ketimbang masuk kelas, Gus Dur konon lebih sering mengunjungi kedai-kedai kopi di Mesir. Hal itu yang sering dilakukan Gus Dur untuk menjadi sekolah dan menyempurnakan pengetahuan bahasa Arabnya.
Baca Juga: Suka Nonton Konser? Berikut Tips Nonton Konser Nyaman, Aman, dan Selamat
Dengan mengunjungi kedai-kedai kopi tersebut, Gus Dur dapat memperbaiki sebagian besar kelemahan-kelemahannya dalam kemahiran bahasa Arab.
Ketika pejabat-pejabat Universitas membaca kertas kerjanya dalam ujian, mereka sadar bahwa mereka telah salah menempatkan mahasiswa ini di kelas yang ditunjukkan untuk memperbaiki pengetahuan dasar bahasa Arab mahasiswa mahasiswa asing.
Akhirnya dia pun dapat memasuki Institut studi Islam dan bahasa Arab di Universitas tersebut.***