Inilah Alasan Gus Dur Lebih Pilih Kedai Kopi Ketimbang Kelas Saat Kuliah di Mesir

- 6 November 2022, 20:58 WIB
Gus Dur lebih memilih kedai kopi dari pada kelas untuk memperbaiki bahasa Arabnya
Gus Dur lebih memilih kedai kopi dari pada kelas untuk memperbaiki bahasa Arabnya /facebook.com/udin

PORTAL MAJALENGKA - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan sahabatnya KH Musthofa Bisri atau Gus Mus aktif dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia PPI dan membuat majalah bagi organisasi tersebut saat masih kuliah di Mesir.

Gus Dur aktif menulis secara teratur untuk majalah tersebut sebagaimana juga dia menulis untuk majalah-majalah seperti Horison dan Budaya Jaya ketika Gus Dur masih bermukim di Jombang 3 tahun sebelumnya.

Gus Dur juga teratur menyampaikan pidato dalam pertemuan-pertemuan mahasiswa Indonesia dan dengan cepat terkenal sebagai pembicara dan penulis essay yang jenaka dan provokatif.

Baca Juga: Abu Nawas Hanya Tangkap Ribuan Semut Merah tapi Bisa Menangkan Sayembara Raja Harun Al Rasyid

Dikutip Portal Majalengka dari Youtube KKW, topik-topik Essay yang paling disenangi oleh Gus Dur adalah politik Indonesia, masa depan Indonesia, serta Islam dan modernitas.

Bersamaan dengan semua kegiatan intelektual tersebut, Gus Dur bisa juga memuaskan kegemarannya yang lain, seperti sepakbola.

Namun sebagaimana ciri khasnya, Gus Dur terus-menerus mempelajari, menganalisis dan membedah permainan serta kekuatan dan kelemahan tim-tim sepakbola dan strategi mereka.

Baca Juga: Kisah Misteri Map Keramat Milik Mbah Liem yang Diberikan Kepada Gus Dur

Gus Dur adalah penggemar sepakbola yang benar-benar tertarik pada strateginya. Saat amsih di Mesir yang rakyatnya gila sepakbola, Gus Dur bisa memuaskan dahaganya dengan menonton dan mengikuti pertandingan sepakbola.

Gus Dur bisa dengan mudah mengikuti pertandingan-pertandingan Liga Eropa dan berbagai pertandingan regional lewat liputan surat kabar dan radio. Juga banyak pertandingan sepakbola setempat yang dapat ditontonnya.

Gus Dur mungkin saja hanya mengikuti sebagian kecil dari kelas bahasa Arabnya. Tetapi dia tidak pernah melewatkan ujian-ujian akhir.

Baca Juga: Saking Jengkelnya Abu Nawas Beri Obat Ajaib Berisi Tinja untuk Baginda Raja Harun Al Rasyid

Hal itu bukan karena Gus Dur sengaja belajar agar dapat lulus ujian-ujian itu, baginya ujian-ujian itu tidak ada gunanya.

Gus Dur mengnggap sudah fasih berbahasa Arab dan mempunyai kemampuan membaca yang kuat. Selain itu, Gus Dur mampu menghafal peraturan-peraturan dasar tata bahasa yang harus dikuasai sebelum seseorang dapat menguasai peraturan yang pelit mengenai penulisan bahasa Arab klasik.

Ketimbang masuk kelas, Gus Dur konon lebih sering mengunjungi kedai-kedai kopi di Mesir. Hal itu yang sering dilakukan Gus Dur untuk menjadi sekolah dan menyempurnakan pengetahuan bahasa Arabnya.

Baca Juga: Suka Nonton Konser? Berikut Tips Nonton Konser Nyaman, Aman, dan Selamat

Dengan mengunjungi kedai-kedai kopi tersebut, Gus Dur dapat memperbaiki sebagian besar kelemahan-kelemahannya dalam kemahiran bahasa Arab.

Ketika pejabat-pejabat Universitas membaca kertas kerjanya dalam ujian, mereka sadar bahwa mereka telah salah menempatkan mahasiswa ini di kelas yang ditunjukkan untuk memperbaiki pengetahuan dasar bahasa Arab mahasiswa mahasiswa asing.

Akhirnya dia pun dapat memasuki Institut studi Islam dan bahasa Arab di Universitas tersebut.***

Editor: Sofhal Adnan

Sumber: YouTube KKW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x