"Pulanglah, mintalah doa padanya dan sampaikan salamku," ucap Syaikhona Kholil, menutup pembicaraan.
Dengan perasaan yang tidak karuan, sang majikan mohon pamit. Selama perjalanan pulang, sang majikan tak habis-habisnya berpikir antara percaya dan tidak. Suasana heran, senang, takut, berkecamuk menjadi satu.
"Siapakah dia, betulkah dia seorang wali," tanya sang majikan dalam hati.
Setibanya di halaman rumah, sang majikan semakin berdebar-debar, lalu mengucap salam dengan pelan sekali.
"Assalamualaikum," suara sang majikan bergetar.
Melihat Saridin datang, sang majikan segera turun dari dokar lalu menghampiri Saridin.
Sang majikan menyalami Saridin tidak seperti biasanya, kali ini hormat sekali.
"Saya mohon maaf Saridin, saya tidak tahu kalau kamu kekasih Allah," ucap sang majikan, sangat sopan.
"Ada salam dari Kiai Kholil untuk kamu," lanjutnya.
Melihat suasana berubah mendadak ini, Saridin tersenyum sambil berkata,