Dari kisah itu pula kita juga bisa membaca satu pesan mengenai kesucian dalam sebuah perjuangan, sekaligus perwujudan emansipasi yang ditegaskan dengan kedirian Nyi Mas Gandasari sebagai sosok perempuan suci atau dikenal istilah perawan sunti.
Dalam memaknahi serta menyikapi berbagai sejarah para wali, khususnya mengenai kisah penaklukan Rajagaluh ini, mungkin kiranya tepat kalau kita juga cermati nasehat bijak Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berikut ini:
“Islam itu datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk ‘aku’ menjadi ‘ana’, ‘sampeyan’ jadi ‘antum’, ‘sedulur’ jadi ‘akhi’. Kita pertahankan milik kita. Kita harus serap ajarannya, nukan budaya Arabnya.”
“Islam di Indonesia itu timbul dari basis kebudayaan. Jika itu dihilangkan, maka kemungkinannya ada dua, yaitu pertama kebudayaan akan mati, kedua Islam akan hancur. Pesan saya, jadilah pemikir yang sehat.”***