Unik! Masjid di Cirebon Peninggalan Sunan Gunung Jati Kumandangkan Tujuh Adzan Saat Hendak Shalat Jumat

- 4 Oktober 2022, 10:53 WIB
Unik! Masjid di Cirebon Peninggalan Sunan Gunung Jati Kumandangkan Tujuh Adzan Saat Hendak Shalat Jumat, Begini Sejarahnya.
Unik! Masjid di Cirebon Peninggalan Sunan Gunung Jati Kumandangkan Tujuh Adzan Saat Hendak Shalat Jumat, Begini Sejarahnya. /Antara

PORTAL MAJALENGKA – Cirebon adalah wilayah unik di Jawa Barat, dengan kekayaan budaya yang ada, Cirebon mampu menjadi magnet bagi masyarakat sekitar Cirebon.

Selian bahasa keseharian yang tidak menggunakan bahasa Sunda, ada banyak hal menarik yang ada di Cirebon.

Cirebon tidak akan pernah lepas dengan sosok ulama yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Beliau meninggalkan banyak hal di Cirebon, baik berupa ajaran atau bangunan.

Baca Juga: SEHEBAT APA Sunan Gunung Jati? Berikut Karomah Sakti dan Kehebatan yang Dimiliki Sang Wali

Seperti masjid agung Sang Cipta Rasa, yang merupakan salah satu peninggalan Sunan Gunung Jati. Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini memiliki banyak keunikan di dalamnya.

Selain arsitektur bangunan yang unik ada hal unik lain yang tidak ditemukan di masjid lainnya.

Di masjid agung Sang Cipta Rasa ini ada satu tradisi unik yaitu adzan tujuh. Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon sangat dikenal dengan tradisi adzan Pitu atau 7 adzan yang dikumandangkan oleh tujuh orang muadzin secara bersamaan.

Baca Juga: Muso Pimpinan PKI, Keluarga Santri yang Tega Membunuh Para Kiai Demi Tegaknya Komunis

Tradisi ini tentu tidak ditemukan di masjid lainnya. Tradisi tersebut sudah dilakukan secara turun temurun sejak Masjid itu berdiri. Dalam catatan sejarah, adzan tujuh sangat populer dan fenomenal itu berawal dari salah satu peristiwa menegangkan di masa Sunan Gunung Jati.

Pada saat itu diceritakan, asal mula adzan pitu ini dikumandangkan sebab adanya wabah atau musibah yang sudah sangat meresahkan pada zaman Sunan Gunung Jati. Wabah itu merupakan kiriman dari pendekar Sakti aliran hitam yang bernama Menjangan Wulung.

Menjangan Wulung menyebarkan wabah atau guna-guna dengan kesaktian dan kemampuannya yang ditujukan ke masyarakat Cirebon terutama bagi mereka para pengikut Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: KISAH PILU TRAGEDI KANJURUHAN, Bocah SD Pulang Sendirian Karena Kedua Orang Tuanya Menjadi Korban Tewas

Menjangan Wulung tidak suka dan menentang akan syiar Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati.

Ia melakukan perlawanan dengan menyebarkan wabah ke hampir seluruh masyarakat Cirebon. Menjangan Wulung memiliki ilmu yang sangat sakti ia bisa berubah bentuk dan wujud yang tidak terlihat.

Sejak awal Menjangan Wulung memang sudah mempunyai niat untuk memusnahkan Sunan Gunung Jati karena ia tidak menginginkan adanya syiar Islam di kawasan Cirebon.

Untuk melakukan aksinya Menjangan Wulung suka berdiam diri di kubah masjid sang Cipta Rasa. Ia lakukan untuk mengganggu para jamaah yang hendak melakukan ibadah atau shalat.

Setiap waktu shalat tiba dan seorang muadzin akan melakukan adzan, maka Menjangan Wulung langsung menyerang dengan ilmu hitamnya sehingga siapa saja yang adzan pasti meninggal dunia akibat serangan Menjangan Wulung.

Peristiwa ini sangat meresahkan para jamaah masjid terutama pihak Keraton karena tidak diketahui penyebab kematian para muadzin. Peristiwa ini terus terulang sehingga kabar ini sampai ke telinga Sunan Gunung Jati.

Setelah mendengar dan mengetahui peristiwa tersebut, Sunan Gunung Jati melakukan tirakat dan memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar segera bisa mengatasi masalah ini. Sunan Gunung Jati mengetahui penyebab dari peristiwa tersebut yaitu ulah dari serangan Menjangan Wulung.

Kemudian Sunan Gunung Jati meminta tujuh orang untuk melantunkan adzan secara bersamaan yang didampingi langsung oleh beliau. Ketika adzan dikumandangkan, terdengar suara gemuruh di atas kubah masjid seketika semua orang tertuju ke kubah masjid sang Cipta Rasa dan melihat sosok Menjangan Wulung.

Menjangan Wulung tak tinggal diam, ia berupaya untuk menyerang ketujuh muadzin tersebut para muadzin yang sedang melantunkan adzan merasakan dahsyatnya serangan Menjangan Wulung dan hampir tidak kuat menahannya bahkan para muadzin hampir tidak bisa menyelesaikan adzan.

Namun dengan kekhusuan serta bantuan kekuatan dan doa dari Sunan Gunung Jati akhirnya adzan bisa dilanjutkan sampai selesai. Menjangan Wulung yang sudah tidak bisa membendung energi yang terpancar dari adzan tujuh dan Karomah ilmu Sunan Gunung Jati.

Setelah adzan selesai seketika terdengar suara ledakan dari bagian atas bangunan masjid yang ternyata itu ledakan dari kalahnya ilmu Menjangan Wulung. Menjangan Wulung terluka sangat parah dan dikisahkan ia mati dan terpental jauh hingga darahnya berceceran.

Saat Menjangan Wulung terpental, kubah masjid sang Cipta Rasa pun ikut terbawa hingga terpental ke Banten dan kubah tersebut jatuh tepat di atas kubah Masjid Agung Banten. Karena itulah masjid sang Cipta Rasa Cirebon tidak mempunyai kubah sedangkan Masjid Agung Serang Banten mempunyai 2 kubah yang bertumpukan.

Pindahnya kubah masjid sang Cipta Rasa di Cirebon ke Masjid Agung Banten pada saat itu memang sudah diketahui oleh Putra Sunan gunungjati Sang Penguasa Banten yaitu Sultan Maulana Hasanuddin. Sultan Hasanuddin diminta untuk membantu dari jauh oleh Sunan Gunung Jati untuk memusnahkan ilmu Menjangan Wulung.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Youtube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x