Berdasar petunjuk tersebut Syekh Magelung Sakti kemudian berlabuh di Muara Jati. Di sana ia disambut langsung oleh Uwak Sunan Gunung Jati sendiri yakni Raden Walang Sungsang atau yang lebih dikenal dengan Mbah Kuwu Cirebon.
Baca Juga: Update Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Mencapai 127 Korban Meninggal
Sunan Gunung Jati sebenarnya sudah mendapat hatif sebelumnya mengenai kedatangan Syekh Magelung Sakti atau Arifin Syam ini. Karenanya ia mengutus uwaknya untuk menyambut.
Di balik penyambutan tersebut hakikatnya memiliki tujuan untuk mengenalkan kultur budaya di tanah Cirebon. Dan juga pengujian terhadap Syekh Magelung Sakti yang akan menjadi muridnya mengenai pemahaman ilmu agama dan tauhid yang diyakininya.
Karena itu Mbah Kuwu Cirebon merupakan sosok yang layak untuk melakukan tugas tersebut, karena dianggap sangat paham.
Baca Juga: Korban Bertambah 62, Arema FC Terancam Hukuman Berat dari PSSI atas Insiden Kerusuhan di Kanjuruhan
Sebagaimana pengalaman beliau sendiri yang datang dari Mesir kemudian diperkenalkannya dengan kondisi alam dan kultur budaya yang sudah ada di tanah Cirebon.
Dalam tugasnya tersebut Mbah Kuwu tidak langsung mengajak Syekh Magelung Sakti untuk menemui Sunan Gunung Jati yang dituju.
Diceritakan, Syekh Magelung Sakti terlebih dahulu diajak sholat berjamaah dalam sebuah bumbung pring (potongan bambu). Mungkin dalam hal ini bisa merupakani sebuah symbol pengujian atas kedalaman keimanan Syekh Magelung Sakti terhadap Allah SWT.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Suporter Pada Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Diduga Telan 60 Korban Jiwa