Namun, malam itu tak mungkin dilakukan pembedahan, karena bila dilakukan bisa mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Saat Gus Dur Tidak Bisa Selamat dari Mitos Kutukan Negeri Firaun
Mereka memutuskan menunggu hingga pagi keesokan harinya. Ketika pagi tiba, Umar meminta para ahli bedah syaraf untuk melakukan pembedahan.
Mereka protes karena bagi mereka, hal ini mengandung banyak risiko dan sang pasien akan meninggal di meja operasi.
Umar mengatakan, Kami berutang untuk memberi kesempatan kepadanya. Kakak saya sering kali keluar dari situasi sulit secara mengejutkan. Paling tidak, kita harus memberi kesempatan kepadanya.
Kita harus mengoperasinya. Ketika tim bedah berkumpul di ruang bedah, setiap orang merasakan dekatnya malapetaka dan hampir merasa pasti Gus Dur tak akan keluar dari ruang bedah itu dalam keadaan hidup.
Namun di luar perkiraan, operasi berjalan lancar. Beberapa jam kemudian, ia menunjukkan sedikit tanda tanda kesembuhan.
Keesokan harinya, Gus Dur telah mampu berbicara dengan tamu-tamunya dan kelihatan ia telah melewati serangan stroke dan bedah otak dengan sangat baik.***