Kisah Walisongo, Perjalanan Cinta Sunan Muria, Berawal dari Kasus Penculikan Berakhir di Pelaminan

- 23 Agustus 2022, 12:43 WIB
Ilustrasi Sunan Muria dan karomahnya. Kisah Walisongo, Perjalanan Cinta Sunan Muria, Berawal dari Kasus Penculikan Berakhir di Pelaminan
Ilustrasi Sunan Muria dan karomahnya. Kisah Walisongo, Perjalanan Cinta Sunan Muria, Berawal dari Kasus Penculikan Berakhir di Pelaminan /Tangkapan layar kanal YouTube/Penerus Para Nabi

PORTAL MAJALENGKA - Walisongo adalah para ulama terdahulu yang menyebarkan Islam di wilayah Nusantara.

Di antara anggota Walisongo tersebut adalah Sunan Muria.

Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga yang menjadi salah satu tokoh Walisongo yang termuda.

Baca Juga: Sunan Muria Ubah Santri Malas Jadi Bulus Hingga Turunkan Hujan dengan Pelana Kuda: Keramat Walisongo

Berikut adalah kisah perjalanan cinta Sunan Muria, salah satu Walisongo yang sangat sayang terhadap Dewi Roroyono yang merupakan istrinya.

Dikisahkan Pada suatu hari Sunan Ngerang tengah mengadakan syukuran atas genapnya usia Dewi Roroyono yang merupakan salah satu putri kesayangannya.

Dewi Roroyono saat itu telah genap berusia 20 tahun. Sunan Ngerang merupakan guru dari Sunan Kudus, Sunan Muria, Adipati Pathak, Kapa dan Centiri.

Baca Juga: Benarkah Gus Dur Pernah Drop Out di Al Azhar? Begini Penjelasan Gus Mus

Setelah tamu undangan berkumpul, Dewi Roroyono dan adiknya yakni Dewi Pujawati membawakan hidangan untuk disuguhkan pada para tamu.

Keduanya merupakan wanita yang cantik rupawan, terutama Dewi roroyono yang telah genap berusia 20 tahun, kalau diibaratkan seperti bunga yang baru Mekar.

Bagi Sunan Kudus dan Sunan Muria yang berbekal ilmu agama, mereka dapat menjaga pandangan sehingga tidak mudah terseret dalam godaan setan.

Baca Juga: Setelah Dikenalakan Publik, Ini Misi Luis Milla bagi Kemajuan Persib Bandung

Namun tidak dengan Adipati Pathak yang memandang Dewi Roroyono tanpa berkedip, karena sepengetahuan Adipati Pathak saat masih belajar di padepokan, sang gadis masih kecil sehingga belum tampak kecantiknya.

Kini Gadis itu benar-benar membuat sang Adipati tergila-gila, karena tidak tahan, akhirnya sang Adipati menggoda Dewi Roroyono dengan kata-kata yang kurang pantas.

Apalagi setelah sang Adipati menyentuh tubuh dari Roroyono, gadis itu pun naik pitam dan sengaja menumpahkan minuman di baju Adipati.

Sang Adipati mengumpat di dalam hati dan ia hampir menampar gadis itu, beruntung dia masih ingat bahwa Roroyono merupakan putri dari gurunya.

Dewi Roroyono masuk ke dalam kamar dan menangis sejadi-jadinya karena dipermalukan oleh sang Adipati.

Saat malam hari tiba, di mana tamu-tamu yang rumahnya dekat telah pulang, sedangkan tamu yang rumahnya jauh terpaksa harus menginap, termasuk Adipati pathak dan Sunan Muria.

Lewat tengah malam Adipati pathak belum dapat terlelap, dia terus memikirkan kejadian tadi siang, dia terpesona dengan kecantikan Dewi Roroyono namun juga marah karena telah mempermalukan dirinya di depan banyak orang.

Tanpa pikir panjang, Adipati Pathak pun kemudian mengendap-endap ke kamar Dewi Roroyono, lalu ia menggunakan ajian sirep, sehingga Roroyono terlelap tak sadarkan diri.

Sang Adipati kemudian dengan hati-hati membawa Dewi Roroyono pergi menuju Mandalika yaitu wilayah Kelung atau Kediri.

Sunan Ngerang yang mengetahui putrinya diculik, kemudian memberikan sayembara, barangsiapa yang dapat membawa putrinya kembali, jika ia perempuan maka akan dijadikan anak sekaligus saudara bagi Dewi Roroyono dan jika ia laki-laki, maka akan dijadikan suami bagi putrinya.

Anehnya saat itu tidak ada yang menyanggupi sayembara tersebut, karena mereka tahu ketangguhan dan kekejaman Pathak Warak dan hanya Sunan Murialah yang menyanggupinya.

Kemudian Sunan Muria berangkat menuju ke Mandalika, tetapi di tengah perjalanan, ia bertemu dengan kedua adik seperguruannya yaitu Kapa dan Centiri yang telah pulang terlebih dahulu sebelum acara syukuran berakhir.

Kedua adik seperguruannya itu merasa heran melihat Sunan Muria yang berlari cepat ke arah Kediri, kemudian Sunan Muria menceritakan tentang penculikan Roroyono.

Kapa dan Centiri sangat menghormati Sunan Muria, hingga keduanya menawarkan bantuan untuk mengambil Roroyono dengan tanpa imbalan.

Mereka bertutur, apabila Roroyono dapat diambil kembali, maka dia tetap milik Sunan Muria, karena menurut Kapa dan Centiri, murid Sunan Muria yang berada di padepokan sangat membutuhkan bimbingan Sunan Muria, sehingga mereka meminta Sunan Muria untuk kembali ke Padepokan.

Awalnya Sunan Muria menolak dan tetap akan mengambilnya sendiri, namun karena kedua adiknya terus memaksa dan mengatakan bahwa menyiarkan agama lebih penting, akhirnya Sunan Muria pun mengijinkan.

Setelah beberapa lama, Sunan Muria yang ingin mengetahui kabar dari Roroyono akhirnya Pergi menuju ke Ngerang.

Tak disangka, di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Adipati Pathak, saat itu Adipati pathak sedang mengejar Kapa dan Centiri yang telah berhasil mengambil Roroyono.

Adipati Pathak dicegat oleh Sunan Muria hingga akhirnya pertarungan pun tak dapat dielakkan, dan Adipati Pathak pun kalah.

Sementara itu, Kapa dan Centiri telah sampai di Ngerang, mereka kemudian menceritakan yang sebenarnya kepada Sunan Ngerang, bahwa merekalah yang memaksa untuk membantu Sunan Muria.

Setelah mendengar cerita tersebut Sunan Ngerang akhirnya menjodohkan Sunan Muria dengan Dewi Roroyono.

Singkat cerita, Dewi roroyono pun menikah dengan Sunan Muria dan diboyong ke Padepokan Muria dan mereka berduapun hidup dengan bahagia.

Di sisi lain, Kapa dan Centiri yang telah memandangi kecantikan Roroyono rupanya telah terpesona, sehingga mereka menyesali perbuatan mereka yang kala itu membantu Sunan Muria.

Di dalam hati mereka terbesit pikiran buruk dan dibumbui rayuan setan, mereka akhirnya memutuskan untuk merebut Roroyono dan menjadikan istri bersama secara bergantian.

Sungguh keji niatan mereka, Centiri yang berangkat terlebih dahulu ke Muria, namun dia dipergoki oleh murid Padepokan dan dia akhirnya tewas di tangan Sunan Muria.

Kabar kematian Centiri telah beredar luas, namun tidak menyurutkan niatan Kapa untuk tetap menjalankan misinya.

Ia kemudian berhasil menculik Roroyono ketika Sunan Muria Tengah pergi ke Bintoro.

Ia membawanya ke pulau Seprapat, namun di saat bersamaan, ternyata Sunan Muria berniat mengunjungi sahabatnya yaitu Wiku Lodhang yang merupakan Datuk di pulau tersebut.

Ternyata kedatangan Kapa tidak disambut baik oleh Datuk karena ia telah melakukan perbuatan yang amat tercela hingga terjadi perdebatan diantara keduanya.

Tanpa mereka sadari, Sunan Muria telah sampai ketempat itu, dan betapa terkejutnya Sunan Muria melihat istrinya yang tergeletak di tanah dengan kaki dan tangan terikat.

Kemudian Sunan Muria berusaha melepaskan ikatan tersebut, Kapa yang melihat hal tersebut berusaha menyerang Sunan Muria dari belakang dengan ajian pamungkasnya.

Dengan karomah dan kesaktian yang dimiliki Sunan Muria, justru ajian tersebut mala
Akhirnya Sunan Muria pun pamit pulang setelah beberapa saat berdiskusi tentang beberapa hal dengan Datuk, hingga akhirnya Sunan Muria dan Dewi roroyono pun hidup bahagia.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x