Lalu, seperti kebiasaan orang-orang (jadug) di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum.
Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orang utan dan sejenisnya.
Baca Juga: RESMI! Persib Bandung Angkat Mantan Pelatih Timnas Indonesia asal Spanyol, Luis Milla
Di kalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong, konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum.
Mulutnya bisa menyemburkan api. Punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apa pun.
Ia juga mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya.
Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum. Kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan.
Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.
Sebagai jenderal utama pagar NU dan pagar bangsa, Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama. Namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi.