SIAPKAN TISU! Kisah Cinta Berdarah Dewi Nawangsih Putri Sunan Muria dan Raden Bagus Rinengku

- 8 Agustus 2022, 15:10 WIB
Ilustrasi Sunan Muria dan karomahnya. SIAPKAN TISU! Kisah Cinta Berdarah Dewi Nawangsih Putri Sunan Muria dan Raden Bagus Rinengku.
Ilustrasi Sunan Muria dan karomahnya. SIAPKAN TISU! Kisah Cinta Berdarah Dewi Nawangsih Putri Sunan Muria dan Raden Bagus Rinengku. /Tangkapan layar kanal YouTube/Penerus Para Nabi

PORTAL MAJALENGKA – Kisah cinta dari setiap orang memiliki alur yang berbeda. Seperti salah satu kisah cinta yang dialami Dewi Nawangsih putri dari Sunan Muria.

Sunan Muria sendiri adalah salah satu wali Allah yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Sunan Muria yang ikut menyebarkan Islam di tanah Jawa kemudian disebut dengan salah satu Walisongo, tentunya bukan sembarang orang.

Baca Juga: LEGENDA Pohon Jati Keramat Masin Peninggalan Sunan Muria, Konon Dulunya Bukan Pohon

Jasa beliau dalam penyebaran Islam di tanah Jawa sangat begitu besar sehingga beliau masuk dalam kelompok Walisongo.

Sunan Muria memiliki salah satu putri yang bernama Dewi Nawangsih. Konon Dewi Nawangsih dalam catatan sejarah memiliki rasa cinta kepada salah satu santri Sunan Muria yang sangat cerdas.

Baca Juga: MENGGEMPARKAN, Makam Gus Dur LONGSOR, Habib Luthfi Bin Yahya Ungkapkan Kewalian Gus Dur.

Sejarah lisan yang berkembang di kalangan masyarakat menyebutkan bahwa Dewi Ayu Nawangsih adalah puteri Sunan Muria.

Dewi Ayu Nawangsih yang mulai beranjak dewasa jatuh hati kepada salah satu murid sunan Muria yang paling cerdas dan sangat tampan menawan, dia adalah Raden Bagus Rinengku, seorang putra mahkota dari Pandanaran, ada pula yang menyebutnya putra mahkota Mataram.

Konon, cinta mereka berdua tak direstui oleh Sunan Muria. Sang ayah telah merencanakan puterinya itu dinikahkan dengan salah seorang muridnya yang lain.

Baca Juga: Ketika Wali Songo Disuguhi Makanan Beracun, Kini Menjadi Kuliner Populer di Cirebon

Sunan Muria berusaha keras, agar mereka berdua tak saling berkomunikasi.

Sunan Muria menugaskan Bagus Rinengku menumpas para perompak yang kerap mengganggu masyarakat sekitar Muria.

Dengan tugas ini, Raden Bagus Rinengku tidak punya waktu untuk bertemu denga Dewi Nawangsih.

Namun Raden Bagus Rinengku terbukti berhasil menaklukkan para perompak itu, bahkan salah satu di anta ranya berhasil diinsyafkan dan menjadi pengikut setianya. Alkisah, perompak yang berhasil diinsyafkan ini bernama Kyai Mashudi.

Tidak berhasil dengan cara pertama, Sunan Muria memerintahkan sang murid untuk menunggu padi yang telah menguning agar tak dirusak hama burung, masyarakat sekitar menyebutnya “tunggu manuk”.

Selang beberapa hari, Sunan Muria mengunjungi Raden Bagus Rinengku di Masin, memasti kan tugas yang diperintahkan itu telah dijalankan dengan baik. Namun, sesampai di Masin, Sunan Muria dikejutkan dengan kondisi padi yang porak-poranda, rusak oleh hama burung.

Ternyata Raden Bagus Rinengku hanya menunggui sawah itu namun ia membiarkan para burung memakan dan merusak padi.

“Kanjeng Sunan memerintahkan hamba untuk menunggu padi, Saya sudah menunggu padi ini,” Raden Bagus Rinengku membela diri ketika dimintai pertanggungjawaban oleh sang guru.

Selang beberapa saat, Raden Bagus Rinengku mengeluarkan kesaktiannya, sehingga padi-padi yang telah rusak itu kembali seperti sedia kala.

Tak ayal, Sunan Muria “geram” melihat tingkah Raden Bagus Rinengku yang sombong. Rinengku muda harus dinasehati.

Konon, setelah kejadian itu Raden Bagus Rinengku meninggal dunia tertancap anak panah tepat di perutnya. Tidak diketahui pasti, apakah pemanahan ini dilakukan oleh Sunan Muria sendiri atau oleh murid Sunan Muria, atau oleh orang lain.

Ada banyak versi dalam bagian kisah kematian Raden Bagus Rinengku ini.

Dewi Nawangsih yang terlanjur cinta mati pada sang kekasih, ketika melihat kekasihnya tertancap oleh anak panah, sontak ia memeluk tubuh kekasihnya yang sekarat itu.

Tanpa sengaja anak panah yang masih tertancap di perut Raden Bagus Rinengku menembus perut Dewi Nawang sih. Seketika itu juga Dewi Nawangsih meninggal dunia.

Versi lain dari kisah ini menyebutkan, ketika Sunan Muria sampai di Masin, selain mendapati sawah yang telah rusak, Sunan Muria juga geram dengan pemandangan yang dilihatnya, ternyata Raden Bagus Rinengku sedang bermesraan dengan puterinya, Dewi Nawangsih.

Melihat kejadian ini, Sunan Muria lantas memanah Raden Bagus Rinengku sehingga ia meninggal dunia di tangan sang guru.

Versi lainnya menyebutkan bahwa Sunan Muria bermaksud menakut-nakuti saja, namun anak panah itu tanpa sengaja meleset sehingga menembus perut Raden Bagus Rinengku. Kebenaran versi ini perlu dipertanyakan.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Napak Jejak Pemikiran Sunan Muria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x