Begitu kakinya melangkah sampailah beliau di daratan Surabaya dalam sekejap saja.
Sunan Giri telah mewarisi karomah ayahnya yaitu Syekh Maulana Ishak yang mampu berpindah tempat dari gunung Gresik ke Blambangan dalam tempo kurang dari satu hari.
Lantaran merasa kasihan melihat Sunan Giri setiap hari berangkat dari Gresik ke Surabaya, Sunan Ampel menyuruh Sunan Giri untuk mondok di pesantren Amprl Denta.
Joko Samudra pun mengutarakan hal itu kepada ibunya dan sang Ibu menyetujuinya maka mulailah saat itu Sunan Giri tinggal di pesantren asuhan Sunan Ampel.
Di pesantren Ampel Denta yang terletak di sebelah utara Kota Surabaya itu Joko Samudro dapat bergaul dengan siapapun dengan luwesnya.
Belliau juga bersahabat baik dengan Putra Sunan Ampel yang bernama Raden Makdum Ibrahim.
Pada suatu malam Sunan Ampel hendak sholat tahajud, sebelum mengambil air wudhu beliau sempat menengok ke asrama tempat tidur para santri.
Pada saat itu suasana gelap gulita, tiba-tiba Sunan Ampel melihat sebuah cahaya menyilaukan mata yang keluar dari salah satu santri yang sedang tidur.