PENGORBANAN Ibunda Mbah Manab Bantu Wanita Miskin Jadi Jalan Kelancaran Berdirinya Pesantren Lirboyo

- 15 Juli 2022, 07:30 WIB
Mbah Manab Pendiri Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur
Mbah Manab Pendiri Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur /opop.jatimprov.go.id/

PORTAL MAJALENGKA - KH Abdul Karim atau yang dikenal dengan panggilan mbah Manab lahir di desa Diyangan, Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1856.

KH Abdul Karim atau mbah Manab merupakan putra ketiga dari empat bersaudara pasangan Kyai Abdurrahim (ayah) dan Nyai Salamah (ibu).

Mbah Manab ditinggal wafat ayahnya sejak usia 6 tahun. Beberapa tahun selepas kepergian sang ayah, ibunya menikah lagi.

Baca Juga: JADWAL PERSIB BANDUNG Liga1 Indonesia 2022/2023, Cek Kapan Lawan Persija Jakarta

Namun demikian, ayah sambungannya bukanlah orang yang berada. Sehingga Nyai Salamah harus berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ketika melintasi pasar, Nyai Salamah selalu melihat ke sebuah toko yang menjual beragam kain jarik. Salah satu yang menjadi perhatiannya yaitu kain jarik dengan motif batik tulis.

Namun, harga kain batik tulis itu sangat mahal, beliau belum punya cukup uang untuk membelinya.

Baca Juga: Sunan Kedu Temui Sunan Kudus dengan Terbang Naik Tampah Anyaman Bambu

Tiga tahun kemudian, Nyai Salamah mendapat rejeki lebih karena barang dagangannya mulai laris. Baru lah saat itu beliau bisa membeli kain jarik impiannya.

Selang satu bulan setelah membeli kain impiannya, Nyai Salamah berjalan menuju pasar dan mendapati adanya suara tangisan dari sebuah rumah.

Karena penasaran, maka datanglah beliau ke rumah tersebut untuk memastikan apa yang terjadi.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Wajah Baru Sarinah, Ikon Penting Bangsa Indonesia

Ternyata di dalam rumah itu, ada seorang ibu muda yang tengah menenangkan bayinya karena terus menangis tak henti-henti.

"Kenapa yu kok bayinya menangis?" Tanya Nyai Salamah pada ibu muda itu.

Mendengar pertanyaan tersebut, ibu muda itu lalu menjelaskan kondisinya yang sedang kekurangan.

Baca Juga: Gunung Berapi Wilayah DI Yogyakarta Keluarkan 2 Kali Larva Pijar

"Aku baru saja melahirkan, aku hanya punya satu kain sarung. Jika aku pakai, tidak ada yang aku gunakan untuk menyelimuti anakku, jika aku gunakan untuk menyelimuti anakku, aku tidak mengenakan sarung," ucap ibu muda menyampaikan.

Setelah mendapat penjelasan demikian, hati Nyai Salamah menjadi tersentuh, jiwa keibuannya pun terpanggil.

Beliau lalu bergegas pulang ke rumah untuk mengambil kain jarik kesayangannya yang baru saja dibeli sebulan lalu.

Baca Juga: Rumah Nikita Mirzani Digeledah Terkait Kasus Dugaan Pelanggaran UU ITE

Dengan penuh keikhlasan, kain jarik yang diimpikan selama tiga tahun lamanya itu ia ambil untuk kemudian diserahkan kepada ibu muda.

Meski banyak kain-kain yang lain, Nyai Salamah memilih untuk memberikan kain jarik kesayangannya.

"Ini pakailah kain yang masih baik, sarungmu yang lama biar dipakai sebagai popok anakmu," ujar ibunda Mbah Manab pada ibu muda tersebut.

Baca Juga: KPK Cekal 4 Orang ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi LNG Pertamina

Kontan saja, ibu muda itu langsung menangis bahagia di hadapan Nyai Salamah. Sambil menangis, ia mengucapkan rasa terima kasih dengan cara mendoakan perempuan yang telah memberinya kain sarung itu.

"Semoga sampean dibahagiakan gusti Allah lewat anak, karena aku memiliki anak yang sedang susah, lalu sampean buatnya bahagia," kata ibu muda mendoakan.

Keberhasilan Mbah Manab dalam menuntut ilmu hingga sukses mendirikan pesantren Lirboyo dengan ribuan alumni, diyakini tidak lepas dari pengorbanan dan keikhlasan sang ibu yang rela memberikan kain jarik kesayangannya pada orang yang pernah dibantunya.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Petuah Bijak dan Kisah Inspiratif Ulama Salaf dan Nusantara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah