PERJANJIAN SABDO PALON Antara Syekh Subakir dan Ki Semar: Orang Jawa Tidak Boleh Jadi Orang Arab

- 8 Juli 2022, 20:04 WIB
Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 2, Isi Percakapan Syekh Subakir dengan Ki Semar.
Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 2, Isi Percakapan Syekh Subakir dengan Ki Semar. /Tangkapan layar Instagram/@ki_semar_budronoyo

Setelah diperintahkan Sultan Muhammad Al-Fatih, Syekh Subakir datang ke tanah Jawa bersama orang kerajaan Keling India.

Sampainya di Jawa, Syekh Subakir menuju gunung Tidar yang dipercaya sebagai pusat peradaban tanah Jawa.

Dia pun meletakkan Batu Aji Kala Cakra yang mampu menetralkan daya magis jin. Batu tersebut mengeluarkan hawa panas, sehingga para lelembut menyingkir ke laut selatan Jawa.

Ki semar ikut terganggu sehingga Syekh Subakir dan Ki Semar bertanding. Kemudian mereka melakukan perjanjian Sabdo Palon sebagai berikut:

Baca Juga: Keramat Mbah Said Gedongan, Taklukkan Kereta Api Belanda Demi Kemaslahatan Santri

1. Tidak diperbolehkan adanya unsur paksaan terlebih peperangan saat menyebarkan Islam. Penyebaran agama samawi ini harus dilakukan dengan halus dan menyerahkan ke masyarakat Jawa apakah mau masuk Islam atau tidak.

2. Saat membuat bangunan ibadah harus bernuansa Hindu-Jawa bergaya cakra, sehingga alternatifnya melakukan akulturasi budaya. Jadi meski tempat peribadatan memiliki gaya Jawa asli namun penyebaran ilmu-ilmu Islami tetap dilakukan.

3. Boleh mendirikan kerajaan Islam dengan syarat ratu pertama adalah anak campuran agama, jadi misalnya jika bapaknya Hindu ibunya Islam dan sebaliknya.

4. Tidak boleh mengubah orang Jawa menyerupai orang Arab. Orang Jawa harus tetap menjaga budayanya dan kepribadian aslinya.

Baca Juga: Keramat Wali: KH Abbas Buntet Cirebon Ubah Tasbih dan Pasir Jadi Bom Saat Peperangan di Surabaya

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: buku pakem babat tanah jawa karangan M.zamroji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah