Network
PORTAL MAJALENGKA - Guru Bangil seorang Wali menemui 40 Wali mastur yang bersembunyi di makam Sunan Ampel.
Wali yang sedang bersembunyi dengan menyamar sebagai orang biasa itu menampakkan satu persatu di hadapan Guru Bangil.
Dikisahkan 40 wali itu sembunyi di Makam Sunan Ampel di Surabaya yang selalu ramai dikunjungi jutaan peziarah dari penjuru Nusantara.
Baca Juga: Lemari di Rumah Wali Allah Abah Guru Sekumpul Berisi Penuh Uang: Berapa Kamu Perlunya?
Dikutip dari YouTube Kisah Karomah Wali, berikut adalah kisah Guru Bangil menemui 40 Wali mastur.
Guru Bangil adalah panggilan dari KH Syarwani Abdab.
Ketika Guru Bangil datang, para waliyullah itu menunjukkan diri satu per satu.
Baca Juga: Kisah Mbah Shobib Wali Nyentrik dengan Gelar Sarjana Kuburan, Hobinya Bagi-bagi Uang
KH Syarwani Abdan Pasuruan adalah guru utama KH Muhammad Zaini Abdul Ghani yang biasa dipanggil Guru Sekumpul.
Baik Guru Bangil dan Guru Sekumpul adalah sama-sama keturunan Syekh Arsyad Al-Banjari, ulama besar Kalimantan yang diakui dunia.
Guru Bangil juga dikenal sangat dekat dengan Kiai Hamid Pasuruan. Keduanya sama-sama waliyullah yang masyhur saat itu.
Baca Juga: Sepi Angin hingga Rajek Wesi, 6 Ilmu Sakti Syekh Siti Jenar, Wali Masa Sunan Gunung Jati
Guru Bangil menjadi perantara pertemuan Abah Guru Sekumpul dengan Kiai Hamid Pasuruan.
Tanda-tanda Guru Sekumpul sebagai waliyullah sudah ditengarai Kiai Hamid Pasuruan saat pertama kali bertemu.
Pada setiap haul Guru Bangil tiba, masyarakat Kalimantan berduyun-duyun datang ke Pasuruan untuk ziarah ke makamnya.
Dikisahkan, Guru Bangil pernah mengaji kepada Syaikh Ja'far Syaikhon/Habib Ja'far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan.
Habib Ja'far Syaikhon adalah seorang waliyullah yang masyhur di Jawa pada zamannya.
Suatu ketika, Habib Ja'far pernah memberikan nasehat penting kepada Guru Bangil.
"Di tanah Jawa, yang menahan (menjadi penyandang bala) ada 40 orang wali mastur, jika ingin menemui mereka, maka ziarahlah ke Ampel."
Nasehat Habib Ja'far ini menancap kuat dalam hati Guru Bangil, maka, pergilah ke makam Sunan Ampel.
Sampai di makam Guru Bangil berjalan terus dan tiba-tiba berjumpa dengan pedagang mainan lalu berteriak pedagang mainan tersebut.
"Ana wahid min arbain (saya salah satu dari yang empat puluh)."
Sambil berjalan, Guru Bangil melihat seseorang yang berjualan es, saat dilewati tiba-tiba yang jualan es teriak.
"Anaa wahid min arbain (aku salah satu dari yang empat puluh)
Sampai seterusnya hingga yang ditemui Guru Bangil sampai 40 orang yang berpakaian biasa.
Mereka tidak bersurban, tidak berselendang dan lain lain.
Guru Bangil tentu saja kaget luar biasa, ternyata 40 waliyullah yang luar biasa itu tampil dengan biasa-biasa saja.
Mereka pilihan kekasih Allah yang ditugaskan untuk bumi. Mereka hidup untuk menyandang balak (ujian/cobaan).
Tugas yang sangat berat. Wallahu A'lam Bishowab.***
