Meskipun panas terik dan hujan badai, Mbah Fanani tidak pernah sekalipun terlihat beranjak dari tendanya tersebut.
Mbah Fanani dalam kesehariannya hanya diam duduk sembari berselimut kain hitam.
Baca Juga: LANTUNAN SHOLAWAT Dalam Sebutir Beras, Rahasia Nyai Sholihah Dalam Tirakati Gus Dur Hingga Jadi Wali
Menurut Habib Lutfi bin Yahya, Mbah Fanani termasuk min Auliaillah. Siapa yang singgah di Wonosobo atau Dieng sempatkan berkunjung bertemu dengan Mbah Fanani.
Meski pertemuan itu sekadar isyarat minta berkah dan doa dari beliau.
Mbah Fanani diceritakan, dulu pengasuh pondok pesantren di Cirebon.
Banyak orang yang datang dari berbagai daerah, mulai dari habaib-habaib, ustadz, anak-anak pesantren dan warga biasa juga.
Mbah Fanani pernah ditemui di Makkah seperti cerita yang disampaikan oleh Taifin, ketua RT 1-RW 1, Desa Diengkulon, kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Dia bersama istrinya menceritakan Mbah Fanani pernah ditemui di Makkah, Arab saudi oleh seorang warga banjarnegara.
Kemudian setiap masuk waktu shalat, Mbah Fanani menghilang dari tenda.