Mbah Hasyim Asy'ari memerintahkan kepada santri dan pemuda Surabaya untuk tidak melakukan serangan sebelum datangnya Mbah Abbas dari Cirebon.
Pada 7 November, Mbah Abbas berangkat menuju ke Surabaya, bersama rombongan para kiai dari Cirebon, Indramayu, Brebes, dan Majalengka.
Hingga pada 10 November 1945, terjadilah perang antara rakyat Indonesia melawan para sekutu penjajah yang hendak menghancurkan Surabaya.
Baca Juga: Siasat Sunan Kalijaga Dapatkan Tongkat Sakti Sunan Bonang, Kisah Walisongo dan Sunan Gunung Jati
Dengan persenjataan yang seadanya, dan hanya bermodalkan satu semboyan, "Merdeka atau Mati." Inilah semangat rakyat Indonesia untuk mempertahankan NKRI.
Diceritakan pula bahwa Mbah Abbas yang ditunjuk untuk memimpin para santri ini mengeluarkan keramatnya dalam melawan tentara sekutu.
Sosok yang juga dikenal Kiai Abbas Buntet ini mengeluarkan beberapa butir kacang hijau yang ditaburkan ke tanah yang kemudian menjadi pasukan tentara.
Bahkan lebih hebatnya lagi, Kiai Abbas Buntet hanya dengan meniup sendal bakiaknya, yang bisa terbang dan menghancurkan kapal perang pasukan sekutu.