Ada anggapan bahwa kepergian Sunan Gunung Jati ke Banten merupakan permintaan beberapa utusan dari Banten yang kebetulan datang ke Amparan Jati, dan melihat secara langsung perkembangan agama Islam yang diajarkannya.
Strategi di atas sangat menguntungkan bagi jalan dakwah Sunan Gunung Jati karena dia lebih dulu dikenal oleh masyarakat sebelum tampil ke pusat kekuasaan.
Pengalaman itu tentu sangat memudahkan bagi Sunan Gunung Jati saat diserahi tugas memimpin Cirebon, karena telah mengenal watak masyarakat yang dipimpinnya.
Upaya Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam mengalami perkembangan yang sangat cepat di daerah Jawa Barat, terutama Banten dan Cirebon.
Figur Sunan Gunung Jati sebagai ulama dan umara membuatnya mudah dalam menjalankan dakwahnya, terutama dengan prinsip bil hikmah yang digenggamnya.
Sunan Gunung Jati paham bahwa Islam bukan ajaran yang meresahkan, tetapi membawa kenyamanan bagi masyarakat terutama dengan toleransi yang dipegang Sunan Gunung Jati terhadap budaya lokal.
Untuk mendukung keberhasilan dakwahnya ini, Sunan Gunung Jati juga melakukan pernikahan antarbangsa yang tujuannya mengeratkan kesatuan etnis di Cirebon.
Sunan Gunung Jati menggunakan posisinya sebagai penguasa yang secara ekonomi dan politik mempunyai tawaran yang membuat warga tertarik pada ajaran Islam yang diajarkannya. *