Perimbangan antara dunia dan akhirat atau sikap tawazun tergambar dalam baris syair Lir-ilir, lir-ilir Tandure wis sumilir.
Hal itu diajarkan Sunan Gunung Jati, dimana tujuan pendidikan Islam yang lain ialan terbentuknya manusia yang berakhlak mulia.
Tujuan terbentuknya manusia yang berakhlak mulia tergambar dalam baris syair Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore.
Baris syair, Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro.
Baris tembang lir-ilir, menggambarkan seorang pendidik yang harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai pendidik, dan sebagai tenaga professional.
Baris lir-ilirlir-ilir, menggambarkan seorang pendidik yang harus senantiasa sadar akan kedudukannya sebagai pendidik, dan sebagai tenaga professional.
Baris Dondomono jlumatono, menggambarkan sosok pendidik yang memiliki etos kerja yang tinggi, sabar, dan cermat merupakan pelukisan sosok pendidik yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik.
Sosok cah angon, yang gemar introspeksi diri dan peduli terhadap lingkungannya yang senantiasa bersikap inklusif, tidak diskrimiatif terhadap jenis kelamin, suku, agama, latarbelakang keluarga dan lain sebagainya, adalah perwujudan dari sosok pendidik yang mempunyai kompetensi sosial.
Sementara profesi cah angon (pengembala) merupakan representasi sosok pendidik yang memiliki kompetensi kepemimpinan.