Ternyata, Inilah Sejarah Membangunkan Sahur Pada Bulan Puasa di Bulan Ramadhan

- 4 April 2022, 03:30 WIB
Obrog-obrog tradisi khas Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, untuk membangunkan sahur dengan mengamen.
Obrog-obrog tradisi khas Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, untuk membangunkan sahur dengan mengamen. /Kabar Cirebon/Tati Purnawati/

PORTAL MAJALENGKA - Banyak tradisi untuk membangunkan sahur di Indonesia. Ada yang menggunakan musik, Obrog-obrog, rebana, dan beberapa alat lainnya.

Tradisi membangunkan sahur dilakukan oleh umat muslim di Indonesia dengan cara berkeliling kampung. Tradisi membangunkan sahur ini bahkan dinilai membantu warga untuk bangun menyiapkan hidangan sahur.

Namun bagaimana cara umat terdahulu membangunkan sahur? Berikut Portal Majalengka sajikan beberapa cara membangunkan sahur dalam catatan sejarah islam.

Baca Juga: Update Korea Open 2022, Begini Aktivitas Pebulutangkis Indonesia Jalani Ibadah Puasa di Negeri Ginseng

Membangunkan sahur ternyata sudah terjadi sejak masa silam. Hal itu seperri yang disampaikan oleh Syekh Athiyah dalam Fatawa Al-Azhar 8/284:

Cara membngunkan sahur pada zaman dulu salah satunya dengan berjalan keliling.

Saat itu, jetika Utbah bin Ishaq datang ke Mesir sebagai Gubernur di masa Abbasiyah, Khalifah Muntasir Billah, ia berjalan kaki untuk mengajak sahur dari Fustat sampai Masjid Jami’ Amr bin Ash pada 238 H.

Baca Juga: Hasil Final Orleans Masters 2022, Putri KW Berhasil Juara, Rehan-Lisa Puas sebagai Runner Up

Kemudian, ada juga membangunkan sahur dengan cara mengumumkan di Masjid.

Pada zaman dulu, ada seseorang yang bernama Zamzami. Ia membangunkan sahur dari atas Masjid, ditemani 2 anak kecil, ia mengumumkan: “Orang-orang yang tidur! Bangunlah untuk Sahur!

Tidak hanya itu, dalam fatwa Al-Azhar menyenutkan juga membangunkan sahur ada yang menggunakannya dengan cara melantunkan Syair-syair.

Baca Juga: Link Streaming dan Prediksi Balapan Resmi MotoGP 2022 Argentina: Aleix Espargaro Diunggulkan

"Dialah orang pertama penduduk Mesir yang pagi-pagi melagukan Bazah dengan lagu dan orang-orang memakai gendang," tulis fatwa Al-Azhar.

Membangunkan sahur juga ada yang menggunakan lentera. Fatwa Al-Azhar menjelaskan bahwa dahulu Ibnu Batutah menyaksikan dalam petualangannya dan menjumpai di Makkah ada perayaan Ramadhan.

Kemudian mereka menggantungkan 2 lentera untuk sahur agar orang yang tidak mendengar azan bisa melihat lentera tersebut.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: facebook makruf.khozin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x