Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, Si Badui yang Lugu, Masuk Surga Gara-gara Wirid Ini

- 14 Februari 2022, 13:15 WIB
Ilustrasi. Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, Si Badui yang Lugu, Masuk Surga Gara-gara Wirid Ini
Ilustrasi. Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, Si Badui yang Lugu, Masuk Surga Gara-gara Wirid Ini /Pixabay/mohamed_hassan

PORTAL MAJALENGKA - Dikisahkan ada seorang Badui yang telah masuk Islam dengan membacakan syahadat, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.

Namun karena keadaannya yang kurang mampu, Si Badui belum pernah mengetahui siapa itu Nabi Muhammad SAW, dan belum pernah sekalipun melihatnya.

Pada suatu ketika Si Badui mengikuti rombongan melaksanakan ibadah umrah ke Makkah. Namun Si Baduy dalam tawaf-nya hanya berdzikir dengan satu wiridan yang terus diulang-ulang yaitu membaca.

Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, Kemuliaan Abu Bakar As-Shidiq, Dipatuk Ular Berbisa Hingga Teteskan Air Mata

"Ya Kariim, Ya Kariim" dan terus begitu tidak seperti jamaah lainnya.

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengikuti berjalan di belakangnya sambil mengucap juga, “Ya Kariim, ya Kariim!!”

Si Badui ini berpindah dan menjauh dari tempat dan orang tersebut sambil meneruskan dzikirnya, karena ia menyangka lelaki yang mengikutinya itu hanya memperolok dirinya.

Baca Juga: Download Lagu Hanya Singgah oleh Prinsa Mandagie, Kisah Cinta Cadangan

Tetapi kemanapun ia berpindah dan menjauh, lelaki itu tetap mengikutinya dan mengucapkan dzikir yang sama. Akhirnya si Badui berpaling menghadapi lelaki itu dan berkata,

"Wahai orang yang berwajah cerah dan berbadan indah, apakah anda memperolok-olokkan aku? Demi Allah, kalau tidak karena wajahmu yang cerah dan badanmu yang indah, tentu aku sudah mengadukan kamu kepada kekasihku," ucap si Baduy

“Siapakah kekasihmu itu?” ucap laki-laki yang mengikuti Si Baduy bertanya.

Baca Juga: Lirik Lagu Hanya Singgah oleh Prinsa Mandagie, Kisah Kekasih yang Hanya Dijadikan Cadangan

“Nabi-ku, Muhammad Rasulullah SAW!!” jawab si Baduy.

Lelaki itu tampak tersenyum mendengar penuturannya, kemudian berkata:

"Apakah engkau belum mengenal dan bertemu dengan Nabi-mu itu, wahai saudaraku Badui?" Tanya lelaki yang mengikuti Si Baduy lagi.

"Belum," Kata si Badui menjawab dengan singkat.

“Bagaimana mungkin engkau mencintainya jika engkau belum mengenalnya? Bagaimana pula dengan keimananmu kepadanya?" ucap laki-laki itu bertanya.

Si Badui berkata, "Aku beriman atas kenabiannya walau aku belum pernah melihatnya, aku membenarkan kerasulannya walau aku belum pernah bertemu dengannya," ucapnya.

Lagi-lagi lelaki itu tersenyum dan berkata,

"Wahai saudaraku orang Badui, aku inilah Nabi-mu di dunia, dan pemberi syafaat kepadamu di akhirat," ucap lelaki yang mengikuti Si Baduy yang tiada lain adalah Nabi Muhammad SAW.

Si Badui kaget dan memandang Nabi SAW seakan tak percaya, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat kepada beliau sambil merendah dan akan mencium tangan beliau.

Tetapi Nabi SAW memegang pundaknya dan berkata,

"Wahai saudaraku, jangan perlakukan aku sebagaimana orang-orang asing memperlakukan raja-rajanya, karena sesungguhnya Allah mengutusku bukan sebagai orang yang sombong dan sewenang-wenang.

Dia mengutusku dengan kebenaran, sebagai pemberi kabar gembira (yakni akan kenikmatan di surga) dan pemberi peringatan (akan pedihnya siksa api neraka)," ucap Nabi Muhammad SAW.

Si Badui masih berdiri termangu, tetapi jelas tampak kegembiraan di matanya karena bertemu dengan Nabi SAW.

Tiba-tiba Malaikat Jibril turun kepada Nabi SAW, menyampaikan salam dan penghormatan dari Allah SWT kepada beliau, dan Allah memerintahkan beliau menyampaikan beberapa kalimat kepada orang Badui tersebut, yakni:

"Hai Badui, sesungguhnya Kelembutan dan Kemuliaan Allah (yakni makna asma Allah : Al Karim) bisa memperdayakan, dan Allah akan menghisab (memperhitungkan)-nya dalam segala hal, yang sedikit ataupun yang banyak, yang besar ataupun yang kecil," ucap Jibril AS.

Nabi SAW menyampaikan kalimat dari Allah tersebut kepada si Badui, dan si Badui berkata,

"Apakah Allah akan menghisabku, ya Rasulullah?" Ucap Si Baduy

"Benar, Dia akan menghisabmu jika Dia menghendaki," Kata Nabi Muhammad SAW.

Tiba-tiba si Badui mengucapkan sesuatu yang tidak disangka-sangka;

"Demi Kebesaran dan Keagungan-Nya, jika Dia menghisabku, aku juga akan menghisab-Nya" ucap Si Baduy

Sekali lagi Nabi SAW tersenyum mendengar pernyataan si badui, dan bersabda,

"Dalam hal apa engkau akan menghisab Tuhanmu, wahai saudaraku Badui?" Ucap Nabi Muhammad SAW lagi.

Si Badui berkata,

"Jika Tuhanku menghisabku atas dosaku, aku akan meng-hisab-Nya dengan maghfirah-Nya, jika Dia meng-hisab ku atas kemaksiatan ku, aku akan meng-hisab-Nya dengan Afwan (pemaafan)-Nya, dan jika Dia meng-hisab ku atas ke kikiran ku, aku akan meng-hisab-nya dengan kedermawanan-Nya"

Nabi SAW sangat terharu dengan jawaban si Badui itu sampai menangis meneteskan air mata yang membasahi jenggot beliau.

Jawaban sederhana, tetapi mencerminkan betapa "akrabnya" si Badui tersebut dengan Tuhannya, betapa tinggi tingkat ma’rifatnya kepada Allah, padahal dia belum pernah mendapat didikan langsung dari Nabi SAW.

Sekali lagi Malaikat Jibril AS turun kepada Nabi SAW dan berkata,

"Wahai Muhammad, Tuhanmu, Allah SWT mengirim salam kepadamu dan berfirman : Kurangilah tangis mu, karena hal itu melalaikan malaikat-malaikat pemikul Arsy menjadi lalai dalam tasbihnya. Katakan kepada saudaramu, si Badui, ia tidak usah meng-hisab Kami dan Kami tidak akan meng-hisab dirinya, karena ia adalah (salah satu) pendamping mu kelak di surga".***

Sumber: e-book Kisah Sahabat Nabi.

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: E-book Kisah Sahabat Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x