Mengenal Arifin C Noer, Sineas Asal Cirebon Sutradara Film Pengkhianatan G30S PKI

- 30 September 2021, 20:32 WIB
Mengenal Arifin C Noer, Sineas Asal Cirebon Sutradara Film Pengkhianatan G30S PKI
Mengenal Arifin C Noer, Sineas Asal Cirebon Sutradara Film Pengkhianatan G30S PKI /Dok. FFB/

PORTAL MAJALENGKA -- Ada yang layak diperhatikan pada film Pengkhianatan G30S PKI yang mengangkat sejarah kelam di Indonesia tahun 1965. Ia adalah Arifin C Noer, sang sutradara film tersebut.

Sutradara Arifin C Noer dipuji lantaran memilih Amorosi Katamsi sebagai pemeran Mayor Jenderal Soeharto, Oemar Kayam sebagai Presiden Soekarno dalam film Pengkhianatan G30S PKI.

Arifin C Noer berhasil mengingatkan kembali kedua sosok populer di Indonesia tersebut. Karena Amorosi Katamsi dan Oemar Kayam bermain mengesankan dalam film Pengkhianatan G30S PKI.

Arifin C Noer memang bukan orang baru di lingkungan penyutradaan. Karier penyutradaraan dimulainya dari panggung teater.

Baca Juga: Sinopsis Film Pengkhianatan G30S PKI Karya Sutradara Asal Cirebon: 7 Jenderal Dijebloskan ke Lubang Buaya

Arifin C Noer adalah sineas dan sutradara film kelahiran Cirebon, 10 Maret 1941. Selain itu Arifin juga dikenal sebagai dramawan, penyair, penulis skenario dan naskah drama.

Dilansir dari ensiklopedia.kemdikbud.go.id, Arifin C Noer bernama lengkap Arifin Chairin Noer. Putra Mohammad Adnan, keturunan kiai dan ahli memasak daging kambing menjadi sate serta gulai kambing.

Ayah Arifin membuka kedai satai kambing yang terkenal kelezatannya di Jalan Bahagia, Kota Cirebon.

Meski berasal dari keluarga sederhana, Arifin C Noer akhirnya mampu melampaui prestasi banyak teman-teman seangkatannya.

Baca Juga: Program TV di RCTI, MNCTV, NET TV 29 September 2021: Saksikan Film Pengkhianatan G30S PKI Karya Arifin C Noer

Pendidikan di SD Taman Siswa dan SMP Muhammadiyah dilaluinya di Kota Cirebon. Arifin sempat melanjutkan studi ke salah satu SMA Negeri Kota Cirebon, namun tidak sampai tamat.

Arifin kemudian memutuskan pergi ke Surakarta, Jawa Tengah. Di Kota ini Arifin melanjutkan pendidikan di SMA Jurnalistik. Di kota ini pula Arifin mulai berkenalan dengan dunia kesenian.

Lulus dari SMA Jurnalistik Arifin C Noer melanjutkan pendidikan ke Jurusan Administrasi Negara Fakultas Sosial dan Politik Universitas Tjokroaminoto Surakarta, hingga tingkat doktoral.

Setelah menikahi Nurul Aini di awal tahun 1960-an dan memiliki dua anak, Arifin C Noer pindah ke Yogyakarta. Di tempat ini kreativitas Arifin kian mengebut dengan menulis puisi dan aktif di teater.

Baca Juga: Pemberontakan Madiun Hingga Isu Dewan Jenderal, Peristiwa Penting Terkait G30S PKI

Arifin pernah menjadi anggota Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro. Dia juga sempat bergabung dengan Lingkaran Drama Rendra serta menjadi anggota Himpunan Sastrawan Surakarta.

Tahun 1968 Arifin C Noer pindah ke Jakarta dan mendirikan Teater Kecil.

Tahun 1979, Arifin bercerai dengan Nurul Aini kemudian menikahi Jajang Pamoentjak, putri tunggal Duta Besar RI pertama di Perancis dan Filipina.

Salah satu karya Arifin C Noer, lakon Kapai-Kapai dipentaskan dalam bahasa Inggris dan bahasa Belanda di Amerika Serikat, Belgia, dan Australia.

Baca Juga: Mahfud MD : Pemutaran Film G30S/PKI Boleh, Tapi Tidak Wajib

Di Jakarta, Arifin C Noer sempat manajer pengelola Balai Bimbingan dan Latihan Kerja. Namun karena tidak kerasan Arifin akhirnya memutuskan hengkang dari tempat tersebut untuk berkonsentrasi di kesenian.

Jabatan strategis sebagai manajer bisnis dilepaskannya, Arifin lalu dengan Satyagraha Hoerip mengikuti International Writing Program di Universitas Lowa, Lowa City, USA (1972-1973).

Pulang dari Amerika, Arifin C Noer mulai mengembangkan kemampuan di lingkungan perfilman nasional. Tidak sia-sia, bakat penyutradaraannya membuat Arifin C Noer tidak lama kemudian menjelma sutradara dan penulis skenario yang dihormati.

Arifin C Noer memenangkan posisi penulis skenario terbaik pada Festival Film Asia 1972 melalui film "Pemberang". Arifin mendapatkan piala The Golden Harvest.

Baca Juga: 1 Oktober Diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, Begini Fakta dan Sejarahnya

Dalam Festival Film Indonesia tahun 1973 dan 1974, Arifin meraih Piala Citra sebagai penulis skenario terbaik untuk "Rio Anakku" dan "Melawan Badai".

Melalui film yang disutradarai Arifin C Noer, "Suci Sang Primadona" aktris Joice Erna sukses meraih Piala Citra sebagai Aktris Terbaik Festival Film Indonesia tahun 1978.

Arifin C Noer juga menyabet Piala Vidia dalam Festival Sinetron Indonesia tahun 1995.

Namanya kian dikenal setelah menyutradari film Pengkhianatan G30S PKI dan Penumpasan G30S PKI.

Baca Juga: TB Hasanuddin: Film G30 S PKI, Kewenangannya Ada di Lembaga Sensor

Arifin sempat pula menjadi dosen tamu di sebuah akademi teater di Amerika Serikat. Namun pekerjaan itu pun akhirnya ditinggalkan.

Pulang dari Amerika, Arifin ditawari jabatan sebagai Kepala Humas Majalah Sarinah. Tidak lama, jabatan itu pun akhirnya ditinggalkan.

Arifin C Noer sangat giat menulis sejak masih belajar di SMA Kota Solo. Tulisan-tulisannya tersebar di berbagai penerbitan sejak koran dan majalah antara lain Indonesia, Sastra, Gelora, Basis, Suara Muhammadiyah, dan Horison.

Arifin C Noer menulis sejumlah kumpulan puisi, antara lain Nurul Aini (1963), Siti Aisah (1964), Puisi-Puisi yang Kehilangan Puisi (1967), Selamat Pagi, Jajang (1979), dan Nyanyian Sepi (1995).

Baca Juga: Habib Nabiel Bantah Pemimpin PKI DN Aidit Keturunan Habaib

Buku dramanya antara lain, Lampu Neon (1960), Matahari di Sebuah Djalan Ketjil (1963), Nenek Tertjinta (1963), Prita Istri Kita (1967), Mega-Mega (1967), Sepasang Pengantin (1968), Kapai-Kapai (1970), Sumur Tanpa Dasar (1971), Kasir Kita (1972), Tengul (1973), Orkes Madun I atawa Madekur dan Tarkeni (1974), Umang-Umang (1976), Sandek, Pemuda Pekerja (1979), Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi I (1984), Ari-Ari atawa Interograsi II(1986), dan Ozon atawa Orkes Madun IV (1989).

Karya-karya film dan sinetron yang disutradari dan ditulis skenarionya, antara lain Pemberang (1972), Rio Anakku (1973), Melawan Badai (1974), Petualang-Petualang (1974), Senyum di Pagi Bulan Desember" (1974), Kugapai Cintamu (1976), Kembang-Kembang Plastik (1977), Suci sang Primadona (1978), Harmonikaku (1979), Lingkaran-Lingkaran (1980), Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1980), Serangan Fajar (1981), Pengkhianatan G.30 S/PKI (1983), Matahari-Matahari (1985), Sumur Tanpa Dasar (1989), Taksi (1990), dan Keris(1995).

Sepanjang hidupnya Arifin C Noer sering memperoleh hadiah sastra. Antara lain Pemenang Sayembara Penulisan Naskah Lakon dari Teater Muslim, Yogyakarta (1963) atas karyanya "Matahari di Sebuah Djalan Ketjil" dan "Nenek Tertjinta".

Kemudian Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1972) atas jasanya dalam mengembangkan kesenian di Indonesia.

Baca Juga: Warganet Ramai Bicarakan Pemimpin PKI DN Aidit Sebagai Turunan Habaib

Lalu Hadiah Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1990) atas drama Sumur Tanpa Dasar yang membawanya untuk menerima Sea Write Award dari Putra Mahkota Kerajaan Thailand.

Dramanya Kapai-Kapai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling dengan judul Moths dan diterbitkan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Arifin C Noer meninggal di Jakarta, 28 Mei 1995.***

Editor: Husain Ali

Sumber: ensiklopedia.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x