KISAH WALI SONGO, Jasad Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati, Cirebon Diangkat Ke Lagit

17 Juni 2023, 13:28 WIB
Kisah Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Saat Meninggal Dunia /

PORTAL MAJALENGKA - Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Cirebon merupakan salah satu anggota wali songo.

Perjalan hidup Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon banyak di tuliskan dalam beberapa naskah sejarah, seperti naskah Mertasinga dan juga naskah Negara Kertabumi.

Dalam naskah tersebut dituliskan juga saat masa sepuh Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon dan pada saat ia wafat. Bahkan terdapat beberapa kisah mistis di dalamnya.

Baca Juga: Kisah Kocak Abu Nawas Diuji Oleh Raja Jin, Apa yang Terjadi?

Di catatan Kesultanan Cirebon, wafatnya Syeks Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati terdapat dalam tulisan Negarakertabumi dan Purwaka Caruban Nagari.

Selain itu, kisah wafatnya Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati telah diceritakan juga dalam Naskah Mertasinga pada Pupuh LVI.13-LVIII.06.

Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati wafat pada tanggal 11 Kresnapaksa Bulan Badramasa Tahun 1490 Saka (1568).

Baca Juga: Menyusul Keputusan PWNU Jawa Barat, MUI Indramayu Tegas Larang Masyarakat Untuk Didik Anak di Alzaytun

Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati merupakan Wali songo penyebar agama Islam di Tanah Jawa khusunya di Jawa Barat.

Secara nasab, Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, dari ayahnya Sultan Hud seorang Raja Mesir.

Sedangkan dari ibunya Nyimas Rara Santang, Sunan Gunung Jati merupakan cucu dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi.

Diceritakan, di masa sepuhnya Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati menghabiskan waktunya di Gunung Kentaki.

Gunung ini letaknya berada di sebelah barat Gunung Sembung, yang sekarang dijadikan pemakaman beliau.

Di Gunung Sembung ini Syekh Syarif Hiadayatullah Sunan Gunung Jati menyendiri dan hari-harinya dihabiskan untuk bertafakur.

Sebelum beliau wafat, Sunan Gunung Jati mengirimkan surat untuk anaknya Raden Sabakinkin yang menjadi Sultan di Banten.

Isinya memerintahkan agar Raden Sabakingkin memerintahkan anaknya yang bernama Kapil atau aulana Muhammad untuk melaksanakan ibadah haji.

Sunan Gunung Jati wafat di atas pembaringan dengan tikar yang terbuat dari daun Rundamala dan bantalnya dari Batu.

Pada saat meninggal, umur Sunan Gunung Jati mencapai 120 tahun.

Adapun yang terlibat dalam menguburkan beliau adalah Sunan Kalijaga, Syekh Datul Kahfi dan Pangeran Makdum.

Dalam nashah Mertasinga juga terdapat hal-hal mistis tentang wafatnya Sunan Gunung Jati.

Hal tersebut dapatlah dimaklumi karena naskah Cirebon pada umumnya ditulis dengan tembang dan juga didalamnya memuat nilai nilai mistis.

Nilai-nilai mistis dalam cerita tersebut yang terkandung dalam naskah Mertasinga diantaranya:

Proses Pengiriman Surat Wasiat Sunjan Gunung Jati kepada anaknya di Banten dengan menggunakan Keris Sangyang Naga yang melesat sambil membawa surat.

Jasad Sunan Gung Jati sirna ke langit dijemput para malaikat, yang tertinggal hanya jubah dan tasbihnya saja.***

Editor: Rahman Prayitno Sodikin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler