Filosofi Hidup Sunan Kijaga tentang Panjat Pohon Kelapa dan Anak Tangga

19 Januari 2023, 18:57 WIB
Filosofi Hidup Sunan Kijaga tentang Panjat Pohon Kelapa dan Anak Tangga /Tangkap layar YouTube Delta Buana

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Kalijaga adalah sosok wali yang cerdas dalam mengemas dan memodifikasi dakwah Islam yang diajarkannya.

Sunan Kalijaga mampu membaca kecenderungan masyarakat Jawa saat itu yang sangat lekat dengan budaya dan tradisi.

Maka Sunan Kalijaga dengan sangat jeli menempatkan ajaran islam tersebut di sudut ruang yang tepat.

Baca Juga: Lagu Tarling Terbaru 'Beda Kelas' Zamel Reza, Angkat Tema Cinta dan Kesenjangan Sosial, Ini Lirik dan Artinya

Sunan Kaljaga mampu menempatkan ajaran Islam tersebut dalam keseharian hidup masyarakat sendiri.

Bukan hanya waluku atau alat cangkul, beliau juga mengemas ajaran Islam tersebut pada kegiatan umum dalam masyarakat seperti memanjat pohon kelapa.

Sunan Kalijaga dalam menggambarkan inti hakikat kehidupan dengan membuat perbandingan perumpamaan panjat pohon kelapa dan panjat tangga.

Baca Juga: Tertarik Bergabung Menjadi PPS? Berikut Tugas, Wewenang dan Kewajiban PPS Pemilu 2024

Bahwa manusia dalam melakoni hidup dalam pencapaian keridhoan Tuhan dihadapkan dengan berbagai ujian.

Sebagaimana kita dihadapkan dengan sebatang pohon kelapa. Untuk mencapai puncak kita harus banyak berlatih dan belajar untuk memanjatnya.

Sehingga kita mampu merangkul batang pohon kelapa tersebut dan naik hingga kebagian atas.

Baca Juga: Manchester City vs Totenham Hotspur: Kalah Pada Derby di Masing-Masing Kota, Kini Sama-Sama Ngotot Menang

Ketika seseorang sampai diatas maka ia akan menemui buah kelapa.

Buah kelapa tersebut memiliki tatanan buah yang terdiri banyak bentuk.

Dari buah itu seseorang akan dapat mengambil banyak makna. Dimulai asal buah yakni Manggar, bluluk, besar sedikit cengir, terus degan, kemudian buah kelapa.

Tatanan buah kelapa dapat digambarkan sebagai perumpamaan proses kematangan seseorang baik hidup, ilmu, dan beragama.

Sementara dalam buah kelapa sendiri juga akan banyak pemahaman hidup pula.

Sebelum menemukan isi dari buah tersebut, seseorang akan mendapati bagian luar atau kulit yakni tepes atau bagian serabut.

Bagian tepes ini memiliki karakter ringan. Setelah tepes akan ditemukan tempurung yang punya karakter kuat.

Lebih kedalam seseorang bakal meukan daging dari buah kelapa yang enak dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.

Didalam dagingnnya ada air, dan lebih masuk kedalam pada air tersimpan rasa.

Dan rasa itulah yang menurut Sunan Kalijaga dinamakan air perwira sari.dan di dalamnya nanti ada jatining rasa (rasa rumangsa).

Untuk naik keatas lagi maka seseorang akan mencapai Janur, jatinya nur atau tingkat Kamil (sempurna).

Proses panjat pohon kelapa memang lebih sulit ketimbang panjat tangga.

Untuk memanjat tangga bisa dilakukan. dengan tanpa persiapan pelatihan serius.

Istilah panjat tangga dimaksud dalam wejangan atau pesan Sunan Kalijaga, bahwa Seseorang yang naik tangga tidak bakal menemukan buah dari tangga yang dipanjatnya.

Seseorang hanya sebatas bisa mencapai ketinggian derajatnya namun pencapaian tersebut cuma menemukan kekosongan belaka .

Ia tidak memiliki manfaat kecuali sekadar rasa lelah dan kehampaan.***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler