Asal-usul Nama Desa Paguyangan karena Memandikan Jenazah Amangkurat Agung dari Mataram

15 November 2022, 20:52 WIB
Foto Dokumen. Rombongan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta mengarak sesaji dan kelambu pengganti menuju makam Sunan Amangkurat Agung, Jumat 3 September 2021. Asal-usul Nama Desa Paguyangan karena memandikan jenazah Amangkurat Agung dari Mataram. /Ichsan N Rosyid - Beritasoloraya.com

PORTAL MAJALENGKA - Amangkurat Agung adalah ayah dari Adipati Anom, putra mahkota Kerajaan Mataram di Yogyakarta. Terdapat kaitan sejarah dengan asal-usul Desa Paguyangan.

Sebuah cerita yang menjadi asal-usul Desa Paguyangan karena penduduk pedukuhan tersebut memandikan jenazah Amangkurat Agung.

Asal-usul nama Desa Paguyangan erat kaitannya dengan pelarian Amangkurat Agung dan Adipati Anom dari kejaran Pangeran Trunojoyo.

Baca Juga: Ide Unik Prajurit Mataram Islam Menjadi Asal-usul Nama Desa di Kecamatan Kadipaten Majalengka

Dilansir dari Buku Galuh Purba Antologi Cerita Rakyat Brebes Selatan (2018:36), peristiwa pelarian Amangkurat Agung ini terjadi selepas tahun 1677 saat Mataram mulai runtuh.

Amangkurat Agung diceritakan sebagai sosok pemimpin yang berbeda dengan raja sebelumnya karena memiliki sifat yang kurang terpuji.

Ia tak segan membunuh siapa saja yang berani terhadap dirinya dan kekuasaannya. Sekalipun itu masih ada tali persaudaraan.

Baca Juga: SIAPA SEBENARNYA Waliyullah dan Bagaimana Karakteristiknya? Berikut Ulasannya

Saat waktu-waktu terakhirnya, Amangkurat Agung melarikan diri dari kejaran Pangeran Trunojoyo yang telah menguasai Mataram.

Ia melarikan diri melewati Imogiri, menyusuri pantai selatan, lalu masuk ke Kebumen, Petanahan, Gombong, dan Banyumas.

Namun dalam perjalanan ia bertemu dengan Adipati Anom, Pangeran Puger, dan Pangeran Singasari.

Baca Juga: Cimol Bisnis Makanan Modal Kecil Banyak Dicari, Begini Resepnya

Di luar dugaan, mereka saling melempar tanggung jawab karena tak mau mengawal raja Mataram itu.

Akhirnya Adipati Anom kemudian bersedia mengawal ayahnya. Alasan yang paling utama adalah karena kehadiran Sekar Arum.

Sekar Arum merupakan selir dari ayahnya yang paling cantik. Adipati Anom mulai menggoda Sekar Arum hingga Sekar Arum melarikan diri karena merasa jengkel.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Tol Cipali KM 139, Korban 3 Tewas 7 Luka-luka

Sekar Arum melarikan diri kala Adipati Anom sedang meminta bantuan pasukan Belanda untuk turut andil mengambil alih kekuasaannya itu.

Singkat cerita Adipati Anom kecewa karena Sekar Arum telah melarikan diri. Namun perjalanan tetap harus dilanjutkan bersama Amangkurat Agung dan rombongan.

Saat tiba di wilayah Ajibarang, Amangkurat Agung mengalami sakit yang cukup parah dan merasa dirinya sudah dekat dengan ajal.

Baca Juga: Hilangnya Kerajaan Dalam Sehari Menjadi Asal-usul Situ Sangiang di Majalengka

Kemudian raja dan rombongan tiba di wilayah Winduaji dan memanggil Adipati Anom untuk berbicara.

Dalam pembicaraannya Amangkurat Agung sudah tak kuat menahan sakit. Sehingga ia menitipkan pesan kepada Adipati Anom.

Pesan yang diterima yakni apabila ia meninggal ingin dikuburkan di wilayah Tegalarum dan menyerahkan takhtanya kepada Adipati Anom. Dengan syarat dapat merebut kekuasaannya dari tangan Pangeran Trunojoyo.

Baca Juga: Asal-usul Kerajaan Mataram dan Profil 10 Raja Penguasanya

Singkat cerita Amangkurat Agung menghembuskan napas terakhir hingga Adipati Anom pun bergegas bersama rombongan untuk menuju Tegalarum.

Untuk menyempurnakan jenazah ayahnya, ia memerintahkan penduduk di sebuah pedukuhan yang dilewati untuk memandikan jenazah Amangkurat Agung.

Maka dari situlah lahir sebuah nama yakni Paguyangan. Paguyangan apabila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah tempat memandikan jenazah.

Baca Juga: RIWAYAT PERTEMUAN Nur Muhammad dengan 4 Unsur Alam sebelum Penciptaan Nabi Adam AS

Paguyangan masuk wilayah Brebes Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyumas.

Itulah asal-usul nama Desa Paguyangan karena memandikan jenazah Amangkurat Agung dari Mataram.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Galuh Purba Antologi Cerita Rakyat Brebes Selatan karya Dimas Indiana Senja, dkk

Tags

Terkini

Terpopuler