Habib Luthfi Bin Yahya Menjelaskan Sejarah Singkat Walisongo

5 September 2022, 08:30 WIB
Habib Luthfi bin Yahya. /

PORTAL MAJALENGKA - Habib Luthfi bin Yahya adalah sosok ulama yang kharismatik.

Habib Luthfi bin Yahya Lahir pada Senin 27 Rajab 1367 H/10 November 1947 M di Pekalongan, Jawa Tengah.

Habib Luthfi bin Yahya merupakan putra dari Sayidah al-Karimah as-Syarifah yang merupakan seorang syarifah atau keturunan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas Sembuhkan Penyakit Raja Harun Al-Rasyid, Disuruhnya Mencari Telur Unta

Habib Luthfi bin Yahya adalah seorang ulama besar yang dikenal masyarakat Nusantara mempunyai Karomah Wali Allah.

Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan sejarah Wali Songo Dilansir portal Majalengka dari Facebook Pemburu Barokah.

Sebenarnya Wali Sanga di Indonesia itu tidak hanya yang biasa dikatakan oleh ahli sejarah, Saya akan bercerita tentang Wali Sanga yang ini menyimpang dari para ahli sejarah.

Baca Juga: PERJALANAN Nyimas Rara Santang Hingga Miliki Dua Putra Jadi Raja, Sunan Gunung Jati dan Syarif Nurullah

Ahli sejarah itu membuatnya berdasarkan kepentingan politik. Wali sanga itu ada 5 generasi.

1. dipimpin oleh Syaikh Jamaludin Husein atau Syeikh Jumadil Kubro yang membawahi delapan wali lainnya. Sebagian terpencar di Sumatera.

2. dipimpin oleh Syaikh Maulana Al-Malik Ibrahim yang membawahi delapan wali lainnya diantaranya.

Sayyidina Imam Quthub Syarif bin Abdullah Wonobodro, Syaikh Muhammad Sunan Geseng, Sayyid Ibrahim, Sunan Gribig, Amir Rahmatillah Sunan Tembayen, Imam Ali Ahmad Hisamuddin (Cinangka, Banten lama), al-Imam Ahmad Zainul Alam.

Baca Juga: Cek Disini! Lokasi SPBU Vivo Di Kota dan Kabupaten Bekasi Jawa Barat

3. dipimpin oleh Imam Maulana Ibrahim Asmoroqondi/ Pandito Ratu (Tuban, Gresik) yang membawahi 8 Sunan, diantaranya.

Sunan Ali Al-Murtadlo (Genjang), Wali Lanang (Maulana Ishaq), Imam Ahmad Rahmatillah, Sayyid Jalal Tuban, Syaikh Datuk Kahfi/ Dzatul Kahfi/ Sayyid Mahdi Cirebon, Syaikh Muhammad Yusuf Parang Tritis Jogja, Syaikh Maulana Babullah (Belabenung).

4. dipimpin oleh Imam Ahmad Rahmatillah (Sunan Ampel) yang membawahi 8 Sunan diantaranya.

Baca Juga: Pesulap Merah Tanyakan UU Perdukunan, Hotman Paris: Tidak Ada Ketentuan Perundang-undangan

Sultan Abdul Fatah, Sunan Drajat, Syaikh Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syaikh Maulana Utsman Haji, Syaikh Muhammad bin Abdurrahman (Sunan Mejagung), Syaikh Maulana Ja’far Shadiq (Sunan Kudus), Sayyid Abdul Jalil (Sunan Bagus Jeporo, Bukan Syaikh Siti Jenar).

5. dipimpin oleh Sunan Bonang yang membawahi delapan wali, diantaranya.

Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijogo, Sultan Trenggono, Sunan Zainal Abidin/ Qadli Demak, Sunan Muria.

Baca Juga: PC Lesbumi Kabupaten Cirebon Bakal Gelar Pasar Seni Rakyat Terakhir di Kecamatan Gunung Jati

Pada masa Syaikh Jamaluddin Husein perjuangan dititikberatkan pada keorganisasian, dedikasi, ekonomi.

Kemudian dilanjutkan dalam dunia pendidikan dan pengkaderan pada masa Sayyid Malik Ibrahim, sehingga dapat memasuki wilayah kerajaan tanpa campur tangan politik dan (imbalan) ekonomi.

Selanjutnya pada masa Syaikh Asmoroqondi, mulai dilakukan pengaturan struktur organisasi sebagai media dakwah serta memperkuat perekonomian dan spiritual.

Baca Juga: Segera Gabung! Prakerja Gelombang 44 Sudah Dibuka di Dashboard Prakerja.go.id

Selanjutnya pada masa Sunan Ampel dilanjutkan dengan pemetaan geografi dan antropologi, pembangunan ekonomi dan pertanian, pengelolaan tanah hadiah dari Hayam Wuruk dan Gajah Mada, sehingga bisa menghidupi dakwah dan pendidikan.

Selain itu, kerapian organisasi lebih disempurnakan sehingga melahirkan ketatanegaraan/negarawan, ekonom, pertanian, yang diantaranya dipegang oleh putra beliau, Maulana Hasyim.

Maulana Hasyim, seorang ulama fuqoha, tasawwuf, ekonom, mampu memberdayakan ekonomi umat, sehingga fuqara, masaakin, aytam, dan para siswa terjamin hidupnya.

Baca Juga: Viral Tulisan 'Hitungan Jam BBM Naik, Hitungan Jam Juga Rakyat Menjerit' di Flyover Pasupati

Sunan Bonang; merupakan seorang yang ‘allaamah, membidangi segala ilmu, guru besar dari para sultan/ratu, senopati, adipati, tumenggung, dan guru para wali dan ulama. Kedudukan beliau shulthaan al-auliyaa’ fii zamaanihi.

Imam Ja’far Shadiq; merupakan seorang muhaddits dan faqiih, mahir ilmu kelautan, ekonomi, dan pola pendidikan sehingga mampu mensejahterakan kerajaan dan lingkungan, serta seorang budayawan.

Sunan Kalijogo; merupakan seorang ‘alim yang sangat memahami budaya, sekalipun aliran-aliran dan agama lain, sehingga mampu mengendalikan segala aliran, dari situ beliau mendapat gelar Kalijogo (kalinya aliran-aliran).

Baca Juga: Gus Dur Ungkap Paku Bumi Jakarta, Allah Hindarkan dari Bahaya Berkat Wali Allah

Disamping itu, beliau merupakan budayawan, seniman, pengarang gending dan lagu yang berbentuk puisi ataupun syair.

Beliau juga seorang dalang yang mampu memadukan dari mahabharata menjadi carangan, dari carangan menjadi karangan dan karangan itu menjadi pakem para dalang. Media tersebut juga menjadi media dakwah.

Sunan Giri (Muhammad ‘Ainul Yaqin); merupakan seorang yang mahir hukum, mufti di zamannya dan fatwanya sangat ditaati, pengaruh beliau sampai pada anak cucunya, diantara keabsahan para sultan di jawa, beliaulah yang melantiknya.

Baca Juga: Kembali Catat Assist, Asnawi Sukses Bawa Ansan Greeners Comeback dan Raih 3 Poin Lawan Busan I Park

Sultan Abdul Fatah, merupakan seorang alim bijaksana, luas wawasannya dalam kebangsaan, seorang negarawan, seorang politisi yang sangat rapi dalam mengatur struktur pemerintahan di zamannya, pengaruh beliau sampai malaka bahkan Turki di zaman itu.

Syaikh Ali Zainal Abidin / Qadli Demak; merupakan orang yang allamah, kebijakan-kebijakan beliau dalam syariat sangat dihargai pada waktu itu, beliau sangat sukses dalam menjaga pemerintahan, keamanan, dan pertahanan nasional.

Sunan Gunung Jati, merupakan orang yang sangat allamah, negarawan, budayawan, ahli strategi, pengaruhnya sangat luar biasa di kalangan muslim maupun non-muslim, disegani dan dicintai umat, serta menjadi pelindung umat dan bangsa.

Baca Juga: ESTAFET DAKWAH, Berikut Ciri Khusus Keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi yang Penuh Filosofi

Sunan Muria, merupakan shulthaan al-Auliyaa’ fii zamanihi, pembesar ahli thariqah, budayawan, seniman, ekonom.

Pengaruh beliau sangat luar biasa dari semua kalangan menengah, atas dan bawah.

Pertumbuhan thariqoh di zamannya mekar. Beliau pendamai dan sangat disegani dan dicintai umat.

Sunan Bagus Jeporo (Syaikh Abdul Jalil); merupakan seorang sufi yang faqih, pengendali dari bentuk gejolak yang akan membawa perpecahan, sehingga tumbuh kedamaian dan ketentraman. Syaikh Abdul Jalil ini bukan Syaikh Abdul Jalil yang Syaikh Siti Jenar.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai Balapan San Marino: Francesco Bagnaia Dekati Fabio Quartararo

Demikianlah Siroh singkat Wali Songo yang disampaikan Habib Muhammad Luthfi Yahya di ndalem beliau pada hari jumat tanggal 13 April 2012,

Semoga kita bisa mengambil pelajaran, hikmah, dan menjadikan kisah di atas sebagai teladan untuk gerak dan perjuangan kita. Amien. Al-Fatihah.

Dr. (H.C). Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dan Lantamal V Koarmada II Letkol Mar Ridwan Azis berziarah ke makam Kh. Muhamad safi'i mufti bin Kh. Mufti di Desa Kalibakung Kec. Balapulang Kab. Tegal Jawa Tengah.

Baca Juga: Hasil Race MotoGP San Marino 2022: Francesco Bagnaia Menang Beruntun, Fabio Quartararo Tampak Kesulitan

Itulah kisah singkat sejarah Wali songo dari di jelaskan oleh Habib Luthfi bin Yahya.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Facebook Pemburu Barokah

Tags

Terkini

Terpopuler