Kisah Sunan Ampel Ditikam Dengan Keris Oleh Penguasa Madura

3 Agustus 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi karomah Sunan Ampel. Kisah Sunan Ampel Ditikam Dengan Keris Oleh Penguasa Madura /Tangkapan layar Youtube.com/Abu Ja'far Official

PORTAL MAJALENGKA - Usaha dakwah Islam Sunan Ampel yang persuasif dengan pendekatan kekeluargaan dan penuh empati, tidak praktis bisa diterima oleh masyarakat yang didakwahi.

Hal ini dapat dilihat dalam naskah Babad Tanah Jawi, menuturkan bagaimana penguasa Madura bernama Lembu Peteng mengusir dua orang ulama utusan Sunan Ampel, Khalifah Usen dan Syaikh Ishak.

Bahkan, tak cukup mengusir kedua utusan itu, Lembu Peteng dikisahkan telah datang ke Ampeldenta, menyamar dan berbaur degan
santri.

Baca Juga: Kisah Wali Allah yang Gemar Membeli Minuman Keras dan Mendatangi Tempat Pelacuran, Ternyata Begini

Saat shalat Isya` akan dimulai, Lembu Peteng bersembunyi di kulah, tempat wudu.

Sewaktu melihat Sunan Ampel, ia mendekat dan menikamkan sebilah keris yang sudah dihunus. Namun, usaha itu gagal, dan Lembu Peteng dikisahkan mau memeluk Islam setelah peristiwa itu.

Dalam menjalankan ajaran Islam berupa shalat, Sunan Ampel juga mendapat tantangan karena shalat dengan gerakan-gerakan ritualnya dianggap aneh.

Baca Juga: Karomah Wali Allah, Kisah Pertemuan Kyai As'ad dengan Imam Al-Ghazali

Di dalam Babad Tanah Jawi digambarkan bagaimana orang-orang menertawakan Sunan Ampel karena melakukan ibadah shalat yang dianggap aneh.

Kutipan Babad Tanah Jawi; "putra Champa/ ngabekti Yang Widi/ tiningalan ing wong Majalangu/ padha

gumuyu kabeh/ ujare wong Majalangu/ bodho temen bocah puniki/ ngadep
ngulon bocah tetiga/ cangkeme celathu/ tangane ngakep dhadha/ dengkule dipun pijeti/ tumulya ngambung kelasa//."

Baca Juga: Kisah Nyata Wali Allah Habib Luthfi bin Yahya Diberi Cincin oleh Rasulullah SAW

Namun, Sunan Ampel dikisahkan sangat sabar menghadapi semua celaan. Bahkan, saat dicela karena memilih-milih makanan.

Ia menolak makan babi dan katak tetapi lebih memilih makan daging kambing yang apak, Sunan Ampel dituturkan tetap sabar dan tidak marah.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler