Saat Gus Dur Ungkap Makam Wali Qutub yang Sudah Lama Diyakini Makam Preman

26 Juli 2022, 15:41 WIB
Saat Gus Dur Ungkap Makam Wali Qutub yang Sudah Lama Diyakini Makam Preman /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA – KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab dengan nama Gus Dur, merupakan putra ulama besar di Indonesia.

Gus Dur adalah putra dari KH Wahid Hasyim dan sekaligus cucu dari pendiri Nahdlatul ulama, yaitu KH Hasyim Asy’ari.

Sebagai keturunan ulama, Gus Dur memiliki kecerdasan yang luar biasa dan bahkan memiliki keramat, berkat kecerdasan dan tirakat dari para leluhurnya.

Baca Juga: RIBUAN JIN dari Pesantren Buntet Cirebon Dikerahkan untuk Jaga Gus Dur dalam Rapat Akbar NU

Keramat yang dimiliki Gus Dur sering kali diungkapkan oleh orang yang dekat dengan Gus Dur dan sering dikaitkan dengan kewalian Gus Dur.

Beberapa keajaiban yang di luar nalar, sering terjadi dalam diri Gus Dur. Baik itu disadari oleh orang sekelilingnya atau tidak pernah disadari sama sekali.

Kewalian Gus Dur yang tergambar dari beberapa keramat yang dimiliki terus mendapatkan kesaksian. Bahkan ada peristiwa di mana Gus Dur mengungkapkan bahwa ada makam wali Qutub yang selama ini dikenal sebagai makam abangan.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Didatangi Nabi Muhammad SAW untuk Urusi NU

Peristiwa itu disaksikan oleh salah satu asisten Gus Dur saat menemani Gus Dur berkunjung ke Gunung Lawu.

Di tempat tersebut beliau mendatangi sebuah makam yang selama ini dianggap makam dari orang kelompok abangan.

Saat itu, Sastro al-Ngatawi, mantan asisten pribadi Gus Dur, memiliki banyak pengalaman spiritual yang luar biasa selama bersama Presiden RI ke-4 itu.

Baca Juga: Inilah Penjelasan Habib Lutfi bin Yahya Tentang Apa Arti NKRI Harga Mati?

Suatu ketika, ia diajak Gus Dur berziarah ke makam Eyang Gusti Aji di kaki Gunung Lawu. Makam tokoh ini dikenal sebagai tempat untuk bersemadi kelompok abangan.

Hampir semua tokoh abangan berziarah ke tempat ini. Jam 02.00 dini hari, mereka mulai naik menuju pemakaman.

Sastro lalu bertanya, "Kita ngapain Gus di sana nanti?” "Ya, tahlil, wong bisanya kita tahlil," jawab Gus Dur.

“Katanya tokoh ini pentolannya abangan,” ujar Sastro. “Yang ngerti Islam atau bukan itu hanya Gusti Allah,” jawab Gus Dur pendek.

Selanjutnya tahlil pun digelar. Dalam berdoa mereka menyebut, “Doa untuk ahli kubur yang dimakamkan di sini, kalau Engkau meridai.”

Selesai tahlil, juru kunci meminta Gus Dur masuk ke dalam gedung tempat penyimpanan pusaka.

Kemudian, Gus Dur juga diminta mengambil pusaka, dan apa yang diambil itu nantinya akan jadi pegangan. Dengan keadaan gelap gulita, pemilihan pusaka dilakukan secara spekulatif.

Akhirnya, Gus Dur pun masuk dan mengambil salah satu pusaka. Ternyata, yang diambil Gus Dur adalah sebuah buku. Kemudian, ia diminta mengambil satu lagi dan memperoleh kain.

Begitu dibuka di luar ruangan, buku yang terambil adalah al-Quran. Artinya, al-Quran ini menjadi pegangan hidup.

“Kalau selendangnya sendiri, apa artinya Gus,” tanya Sastro. “Embuh, mungkin untuk nggendong bongso,” jawab Gus Dur. Yang artinya, “Tidak tahu, mungkin untuk menggendong bangsa”.

Selanjutnya, al-Quran yang terambil itu diminta kembali, sedangkan selendangnya boleh dibawa pulang. “Wah, beliau yang dimakamkan di sini ternyata wali Quthb yang menyembunyikan diri,” kata Gus Dur.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa sosok Gus Dur memiliki kemampuan di luar keumuman manusia lainnya.

Gus Dur mampu mengungkapkan sesuatu yang selama ini tidak diketahui oleh semua orang. Bahkan sesuatu yang sudah dianggap kurang baik menurut orang yang ada di wilayah tersebut.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Bukti-bukti Gus Dur itu Wali

Tags

Terkini

Terpopuler