Ada 3 Asal Usul Nama Tebuireng, Daerah yang Dipilih Mbah Hasyim Asy'ari untuk Bangun Pesantren

18 Juli 2022, 22:43 WIB
Ada 3 Asal Usul Nama Tebuireng, Daerah yang Dipilih Mbah Hasyim Asy'ari untuk Bangun Pesantren /Tangkap Layar Channel YouTube Kevin S/

PORTAL MAJALENGKA - Tebuireng adalah sebuah dusun kecil di wilayah perdukuhan Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Lokasinya terletak di KM 8 Jombang arah selatan.

Pada tahun 1899, Mbah Hasyim Asy'ari mendirikan sebuah pondok untuk orang-orang yang mau belajar mendalami ajaran Islam di daerah Tebuireng.

Pondok yang dibangun Mbah Hasyim Asy'ari tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Pesantren Tebuireng, Jombang.

Baca Juga: KISAH PARA WALI: Mbah Hasyim Asy’ari Rela Masuk Septic Tank Mencari Cincin Kesayangan Mbah Kholil Bangkalan

Letak pondok pesantren yang dibangun Mbah Hasyim Asy'ari cukup strategis. Karena posisinya tepat di pertigaan jalan menuju arah Jombang, Malang, dan Kediri.

Ada 3 pendapat yang mengemukakan asal usul mengapa dusun tersebut dinamakan dengan Tebuireng.

Berikut ini Portal Majalengka bagikan informasinya untuk Anda.

Baca Juga: 5 Istri KH Hasyim Asy'ari Merupakan Putri Orang Terpandang, Ini Silsilah Keturunannya

1. Sebelum dinamakan Tebuireng, dusun tersebut dikenal dengan nama Keboireng atau Kerbau Hitam. Awal mulanya, di dusun itu ada seekor kerbau yang terendam di dalam lumpur.

Setelah ditarik ke permukaan, tubuh kerbau yang semula berwarna putih kemerahan-merahan, seketika berubah menjadi hitam karena dipenuhi lumpur dan lintah.

Sejak itu lah, dusun tersebut dinamai Keboireng. Lalu kemudian berganti menjadi Tebuireng.

Baca Juga: UPDATE Kecelakaan Cibubur, Korban Jiwa Bertambah Jadi 11 Orang

2. Nama Tebuireng diambil dari nama punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam. Kemudian punggawa itu memutuskan untuk menetap di dusun tersebut. Hingga disebutlah dusun itu dengan nama Tebuireng.

3. Dahulunya, Area di sekitar dusun tersebut banyak ditumbuhi dengan pohon tebu yang berwarna hitam. Sehingga dinamakaah Tebuireng, yang berarti tebu hitam.

Karena melimpahnya hasil tebu di daerah itu, kolonial Belanda kemudian mendirikan pabrik gula di Desa Cukir, dekat dengan dusun Tebuireng.

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Tampil Penuh di Pekan Ke-25 K League 2, Ansan Greeners Menang di Markas Busan I Park

Di masa lalu, Dusun Tebuireng merupakan kawasan persawahan yang dikelilingi oleh perkebunan tebu.

Tak jauh dari kawasan perkebunan tebu itu, ada hutan yang sangat lebat. Sehingga membuat lokasi tersebut rawan dengan aksi kejahatan.

Namun kini, area sekitar pondok pesantren Tebuireng sudah jauh berbeda dibanding dengan masa awal-awal pembangunan.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Penakluk Badai, Novel Biografi KH. Hasyim Asy'ari Aguk Irawan MN

Terkini

Terpopuler