PORTAL MAJALENGKA – Sunan kalijaga merupakan anggota dari walisongo yang berasal dari tanah Jawa tepatnya ia lahir di Tuban, Jawa Timur pada tahun 1450 Masehi.
Dalam Sebelum menjadi anggota walisongo ia merupakan putra dari seorang bupati tuban pada masa itu yang bernama tumenggung Wilatikta.
Namun ia kemudian diusirioleh ayahnya karena kedapatan secara diam-diam membongkar gudang kadipaten dan membagikan bahan makanan Kepada orang yang membutuhkan.
Dalam pengusirannya ia kemudian bertemu dengan sunan Bonang yang mengajarkannya ilmu agama dan ilmu bela diri.
Setelah dirasa cukup ia kemudian memilih jalan dakwah untuk menyebarkan agama islam di tanah jawa.
Keunikannya dalam berdakwah dengan melalui pendekatan metode kesenian kemudian tertuang salahsatunya ke dalam lirik syair Lir Ilir yang masih ada hingga sekarang.
Berikut adalah lirik syair atau tembang Lir Ilir dan terjemahnnya dalam Bahasa Indonesia.
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir tak ijo royo royo
Bangunlah bangunlah tanamannya sudah mulai tumbuh, segar sekali warnanya hijau
Tak sengguh panganten anyar
Seperti bahagianya pengantin baru
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Anak gembala Anak gembala panjatlah (pohon)belimbing itu
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Licin licin panjatlah untuk membasuh pakaianmu
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Pakaianmu pakaianmu terkoyak di bagian samping
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Jahitlah benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung terang rembulan
mumpung jembar kalangane
Mumpung banyak waktu luang
Sun suraka surak hiyo
Bersoraklah hayo bersoraklah
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir tak ijo royo royo
Bangunlah bangunlah tanamannya sudah mulai tumbuh, segar sekali warnanya hijau
Tak sengguh panganten anyar
Seperti bahagianya pengantin baru
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Anak gembala Anak gembala panjatlah (pohon)belimbing itu
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Licin licin panjatlah untuk membasuh pakaianmu
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Pakaianmu pakaianmu terkoyak di bagian samping
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Jahitlah benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung terang rembulan
mumpung jembar kalangane
Mumpung banyak waktu luang
mumpung jembar kalangane
Mumpung banyak waktu luang
Baca Juga: INILAH 5 PUSAKA Sakti Milik Prabu Siliwangi: Kujang, Mustika dan Keris Banyak Dicari Orang
Tembang Lir ilir memiliki makna mendalam tentang perjalanan hidup dan dapat dimaknai luas sehingga tak lekang oleh zaman.
Oleh Fahrudin Faiz dalam channel youtube nya menjelaskan bahwa tembang tersebut mengajak kita harus bangkit dan mensegerakan (untuk berbuat kebajikan/ untuk produktif) karena situasi sekarang sudah mulai memungkinkan.
Cah angon bisa diartikan sebagai diri kita sendiri yang menjadi penanggung jawab atas kehidupannya masing-masing. Agar segera meraih atau melakukan keutaman meskipun sulit.
Hal tersebut untuk membersihkan dan membenahi jati diri kita yang tidak utuh karena nafsu. Supaya bagus dan tidak malu ketika kembali untuk menghadap tuhan.
Mumpung masih jelas, masih terang mana yang benar dan mana yang salah, mumpung kesempatan itu datang.
Surak itu kita disuruh bilang iya jangan bilang tidak karena sudah diberikan pengetahuan.***