Inilah Tradisi Ritual Selama Hamil Menurut Naskah Sedekah Wulan, Penuh Makna dan Manfaat

1 April 2022, 06:45 WIB
Ilustrasi tradisi dan ritual selama hamil menurut naskah Sedekah Wulan. /Foto: Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Dalam tradisi masyarakat Jawa, ketika wanita hamil memasuki usia kandungan 7 bulan biasanya akan dilaksanakan tradisi Memitu.

Salah satu sarana yang harus dilakukan dalam tradisi Memitu pada jaman dulu biasanya akan mengambil air dari sumberan mata air yang dianggap suci.

Ritual Memitu merupakan rangkaian dari 9 atau 10 usia kandungan dalam menyambut kelahiran bayi.

Dalam buku Kerajaan Cirebon, mengutip Naskah Sedekah Wulan yang dimiliki Raden Syarif Rohani Kasumawijaya menjelaskan urutan-urutan ritual selama mengandung, berikut urutanya:

Baca Juga: Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Hari Ini, Benarkah Mitos Bahaya Bagi Orang Hamil?

1. Eka Padmasari Martabate Alam Zat

Penjelasannya, orang hamil satu bulan biasanya suka meminta macama-macam, terkadang aneh-aneh dan sukanya jalan-jalan.

Untuk itu disarankan agar bersedekah tumpeng dengan lauk yang disimpan dalam tumpeng dan ditunjukan untuk menghormati Nabi Adam, doa yang dibaca adalah doa selamat.

2. Dwi Martana Martabate Alam Adjsam

Penjelasannya, orang hamil menginjak usia dua bulan keinginannya selalu bareng bersama suami.

Disarankan agar bersodaqoh tumpeng dengan lauk di pecel untuk ditunjukan menghormati nabi Yaqut dan doa yang dibaca adalah doa selamat Sulaiman.

Baca Juga: Menteri Agama Terbitkan Surat Edaran Penyelenggaraan Ramadan dan Idul Fitri, Nomor 11 Perlu Diperhatikan

3. Tri Langganan Martabate Alam Ahdiyah

Penjelasan, orang yang hamil menginjak tiga bulan wajahnya terang bercahaya. Disarankan agar sedekah nasi punar dengan diisi lauk telur dadar, ditunjukan untuk menghormati Nabi Ibrahim dan doa yang dibacakan adalah doa arwah.

4. Catur Winara Rupa Martabate Alam Wahidiyah

Penjelasan, orang yang hamil empat bulan biasanya cerewet tingkahnya seperti anak kecil namun wajahnya nampak cantik.

Ritualnya melakukan sedekah ketupat atau lepet dan teng teng angin ditunjukan untuk menghormati Nabi Musa dan doa yang dibacakan adalah Syahid Syahadat.

5. Surat Panca Puguh Martabate Alam Arwah

Penjelasanya, orang hamil memasuki bulan kelima biasanya ia memiliki keinginan mengenakan barang-barang baru dan tidak mau diam.

Dalam hal itu cukup sedekah nasi langgi lauknya ayam muda ditunjukan untuk menghormati Nabi Idris dan bicakan doa thowil umur.

Baca Juga: Fakta MotoGP 2022 Argentina: 10 Pembalap Baru Merasakan Sirkuit Termas de Rio Hondo Argentina

6. Sad Guna Wawika Alam Mitsal

Orang yang hamil usia kandungannya 6 bulan perwatakannya pandai bicara dan pandai bekerja serta banyak makan.

Ritualnya dengan bersedekah apem merah dan apem putih, ditunjukan untuk menghormati Nabi Daud dan dibacakan doa tolak bala.

7. Sapta Kukila Martabate Alam Insan Kamil

Menginjak usia kehamilan di bulan ketujuh biasanya sering mengajak bertengkar, ada saja yang menyulut untuk jadi bahan pertikaian.

Disarankan melakukan ritual membuat rujak untuk menebus kandungan, ditunjukan untuk menghormati Sayyidina Ali dan dibacakan doa Nabi Muhammad.

Baca Juga: 172 Lapak Pedagang di Monas Hangus Dilalap Api, Kerugian Ditaksir Capai Rp1,2 Miliar

8. Hasta Kunjana Yen Oli Wolu Sampurna

Orang hamil menginjak usia delapan bulan berarti sudah sempurna, tinggal diupayakan supaya mudah untuk melahirkan.

Ritualnya melakukan sedekah dengan membuat bubur lolos, ditunjukan untuk menghormati Nabi Nuh.

9. Nawa Tak sasa Lahir

Ketika kehamilan memasuki umur 9 bulan perwatakan calon ibu seperti ular pembawaanya gerah, panas ingin mandi.

Ritualnya melakukan sedekah minyak wangi dan minyak kelapa ditunjukan untuk menghormati para Nabi dan Para Wali.

Baca Juga: Peringati Harlah ke-62 Tahun, PMII Jadikan 3 Landasan Ini sebagai Pijakan

10. Dasa Tirta Kunapa

Orang hamil sepuluh bulan yang menjadi kehendak Allah, jabang bayi sudah dalam posisi dilahirkan posisinya menghadap ke lawang akbarullah, kaki membelakangi lawang akbarullah.

Bayi segera menuju bibir lawang, kaki kiri naik ke bibir lawang kanan, kaki kanan naik ke bibir lawang kiri dan si bayi tinggal lahir saja.

Itulah ritual dan petunjuk orang dahulu saat menyambut kelahiran bayi yang akan terlahir ke dunia. Ritual tersebut sudah dimodifikasi lebih kentara keislamannya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku Kerajaan Cirebon Karya Didin Nurul Rosyidin

Tags

Terkini

Terpopuler