PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syekh Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Khususnya di daerah Cirebon, Jawa Barat dan sekitarnya.
Sunan Gunung Jati dipercaya memiliki karomah dan juga kesaktian yang luar biasa selain alim dalam bidang ilmu agama.
Baca Juga: Keramat Kiai Abbas Buntet Cucu Sunan Gunung Jati, Ubah Kacang Hijau Jadi Bom Lawan Penjajah
Selain itu juga Sunan Gunung Jati merupakan salah satu tokoh sufi dan juga memiliki thoriqoh yang lazim dimiliki para ulama ahlussunah wal jamaah lainnya.
Sunan Gunung Jati mempunya satu wiridan yang di-ijazahkan kepada para santrinya atau pun muridnya.
Namun sebelum mengetahui wirid yang bagaimana yang dijalankan Sunan Gunung Jati, tentunya kita harus memahami dulu Islam yang seperti apa yang dianut oleh Sunan Gunung Jati.
Menurut penelusuran sejarah mengenai guru-guru Sunan Gunung Jati, maupun peninggalan ajaran Islam di Cirebon yang hingga kini masih dijalankan di Keraton maupun pesantren-pesantren yang ada di Cirebon.
Sunan Gunung Jati adalah salah satu tokoh penyebar Islam atau Raja Cirebon yang berpaham Ahlusunah Waljamaah dengan Madhab Syafii.
Diketahui juga bahwa Sunan Gunung Jati dari Naskah Mertasinga, bahwa Sunan Gunung Jati juga merupakan seorang murid ulama Sufi atau Tariqat.
Baca Juga: INILAH Bukti Keberadaan Prabu Siliwangi dan Cucunya Sunan Gunung Jati di Cirebon
Beliau dikisahkan Wali yang mempelajari Tariqat Anafsiyah pada salah satu ulama di Pasai (Aceh).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapatlah kemudian dipahami, wirid yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati adalah wirid yang sama dilakukan oleh faham ahusunah waljamaah.
Khusunya madhab Syafii ataupun wirid yang bisa dijalankan oleh tareqat Annafsiyah.
Jadi apa bila ada orang-orang yang mengkaliam ia memiliki wirid tertentu, akan tetapi ternyata kandungan Isi wiridnya bertentangan dengan faham Ahlusunah waljamaah dan tariqat Annafsiyah, maupun Tariqat yang diakui oleh ahlu sunnah waljamaah, maka dapat dipastikan Klaim itu adalah palsu.
Maka dari itu apabila kita menginginkan amalan wirid yang benar, yaitu wiridnya Sunan Gunung Jati, maka datangilah ulama-ulama yang berfaham Ahlusunah Waljamaah.
Karena dalam Mengamalkan wirid itu perlu guru dan pembimbing, agar nantinya kita tidak salah jalan dalam mengamalkannya.
Doa kanjen Sunan Gunung Jati, dipercaya mampu membuka pintu rezeki dan menarik para pelanggan bagi yang berjualan.
Adapun Maksud dari do'a ini adalah berpegangnya kita pada suatu Amaliah, dengan mengatas namakan Kanjeng Syeikh Syarif Hidayatulloh.
Do'a ini disebut sebagai "Do'a Kalamah"/ do'anya orang kecil (awam) memohon lewat nama agung para Waliyulloh.
Barang siapa yang membacakan do'a ini selama 1 tahun saja, niscaya orang itu dijauhkan dari sifat Fakir (miskin) Sebab do'a ini bagian dari janji Sunan Gunung Jati,
Lewat tabarrukan Masyaikh Habib Nur Aly yang mengatakan:
"Aku pernah dikasih secara langsung do'a ini lewat kanjeng Syeikh Syarif Hidayatulloh, bertujuan sebagai wasilah munajatku kepada Allah SWT, agar menjadi hamba mulia dalam kasbi lahir (duniawi)" Inilah asma' do'anya:
Bismillahirrahmanirrahim,
Allohumma Yaa Allah,
Allohu Robbi Al jabbar,
Wa-as-aluka min Ridhoillahi,
An Abi Kanjeng Sinuwun Syeikh Syarif Hidayatulloh, As-alukas syfa'ah ma'al khodami wa-ahlihi.
Waila hadroti Mbah Kuwu Cakra Buana Cirebon.
Hususon Tsumma ila hadroti Mbah Patok wamin ahlil Barry ma'al khodami wa-ahlihi.
Waila hadroti Buyut Naga Braja Gunung Semar wamin ahli Thurob.
As-alukas syafa'ah wassalamah wal barokah wal ijabah Assya'ah waksyiful hijab.
Yaghoniyyu, Agnini biginaka amman siwaka wabijuudika wafadlik.
Itulah wiridan yang diajarkan sunan Gunung Jati yang diajarkan kepada para muridnya untuk bertawasul kepadanya agar doa kita cepat di ijabah.
Dengan mengamalkan doa ini, Rizki kita akan berlimpah dan segala maksud dan hajat kita akan segera terkabul.
Dan untuk yang memiliki usaha dari berdagang, maka dagangan kita akan laris apabila kita mengamalkan doa ini secara terus menerus dengan me-wirid kan doa ini sebelum tidur sebanyak tujuh kali.
Dan doa ini pula akan membuat kita sebagi bagian ahli derajat duniawi dan ahli sodakoh, yang hatinya akan selalu diliputi rasa bersih, ingin membantu sesamanya, suka menolong dan dijauhkan dari sifat bakhil/pelit. Wallahu 'alam bishowab.***