PORTAL MAJALENGKA - Wafatnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dalam buku history Of Java disebutkan pada tahun 1428 saka atau 1509 masehi.
Dalam usia yang sangat lanjut, wafatnya Sunan Gunung Jati pada tahun tersebut dibantah para sejarawan Cirebon.
Hal ini mengingat ketika peristiwa perang Galuh Cirebon, Sunan Gunung Jati masih berperang dan perang Galuh Cirebon terjadi setelah peristiwa yang diduga kematian Sunan Gunung Jati dalam buku history Of Java.
Menurut catatan kesultanan Cirebon sebagaimana yang tertulis dalam negara Kerta Bumi dan Purwaka Caruban nagari, Sunan Gunung Jati wafat tanggal 11 bulan Masa tahun 1490 saka, atau 1568 masehi.
Baca Juga: Kisah Syekh Magelung Sakti, Panglima Perang Sunan Gunung Jati Cirebon
Mengenai kisah kewafatan Syekh Syarif Hidayatullah sebenarnya diceritakan juga dalam naskah Mertasinga Sunan Gunung Jati menghabiskan waktunya di Gunung Kentaki sebelah barat Gunung sembung, yang sekarang dijadikan pemakaman beliau.
Di Gunung Sembung ini, Sunan Gunung Jati menyendiri dan menghabiskan waktu untuk berdzikir dan bertafakur kepada Allah SWT.
Dikisahkan sebelum wafat, Sunan Gunung Jati mengirimkan surat untuk anaknya Raden Sabakingkin yang menjadi Sultan di Banten.
Dalam surat itu terdapat pesan yang isinya memerintahkan agar Raden Sabakingkin memerintahkan anaknya yang bernama Maulana Muhammad untuk melaksanakan ibadah haji.