Sanghyang Taya bermakna Hampa, Kosong, Suwung, atau Awang-uwung. Taya bermakna Yang Absolut, yang tidak bisa dipikir dan dibayang bayangkan. Tidak bisa didekati dengan panca indra.
Orang Jawa kuno mendefinisikan Sanghyang Taya dalam satu kalimat “tan kena kinaya ngapa” alias ‘tidak bisa diapa-apakan keberadaan-Nya’.
Kata Awang-uwung bermakna Ada tetapi tidak ada, tidak ada tetapi Ada.
Untuk itu, supaya bisa dikenal dan disembah manusia, Sanghyang Taya digambarkan mempribadi dalam nama dan sifat Ilahiah yang disebut Tu atau To, yang bermakna ‘daya gaib’ bersifat adikodrati.
Baca Juga: JARANG YANG TAHU! di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati Ada Barang yang Sangat Berharga
Tu atau To adalah tunggal dalam Dzat, Satu Pribadi atau tunggal, Tu lazim disebut dengan nama Sanghyang Tunggal.
Sanghyang Tunggal memiliki dua sifat, yaitu:
1. Kebaikan
Tu yang bersifat Kebaikan disebut Tuhan yang sering disebut dengan nama Sanghyang Wenang.
2. Ketidak Baikan