Poktan Macakal Tembus Pasar Ekspor dengan Omzet Ratusan Juta, Manfaatkan Potensi Alam dan Teknologi

- 18 Maret 2022, 16:17 WIB
Poktan Macakal Tembus Pasar Ekspor dengan Omzet Ratusan Juta, Manfaatkan Potensi Alam dan Teknologi
Poktan Macakal Tembus Pasar Ekspor dengan Omzet Ratusan Juta, Manfaatkan Potensi Alam dan Teknologi /

PORTAL MAJALENGKA - Kelompok tani (poktan) Macakal yang beranggotakan petani milenial berhasil manfaatkan potensi alam dan teknologi dengan omzet ratusan juta.

Berada di kawasan utara Bandung Barat dengan ketinggian 1200 mdpl, kondisi alam tersebut menjadikan modal besar untuk meningkatkan potensi sektor pertanian khususnya untuk komoditi hortikultura.

Ketua Poktan Macakal Triana Antri mengatakan, mayoritas petani di Macakal merupakan petani milenial. Awalnya dibentuk pada 2012 beranggotakan 15 orang. Mereka fokus di sektor hortikultura seperti buncis kenya, bayam horenso, brokoli dan tomat beef.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 24 Resmi Dibuka, Siapkan KTP dan HP Android untuk Dapatkan Rp2,55 Juta

"Kita ingin anak-anak muda di Lembang lebih ekspansi ke pekerjaan di sektor pertanian khususnya di Lembang. Kita di Macakal ingin menyejahterakan petani,” kata Triana Antri.

Dia menceritakan, awal mula mengembangkan komoditi tomat beef dikarenakan melihat suatu potensi akan peluang pasar yang masih banyak membutuhkan tomat beef.

Untuk saat ini luasan lahan yang dipakai untuk membudidayakan tomat beef sekitar 4000 m2. Tomat beef yang dibudidayakan Triana dan anggotanya adalah benih dari Belanda yang harganya cukup mahal.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ali bin Abbas, Dokter Bedah Pengarang Kitab Kamil Al Sina'ah Al Tibbiyah

"Total luas lahan yang dimiliki baik anggota kelompok tani dan dan juga mitra kami seluas 22 hektare yang berlokasi di Lembang,” ujar Triana.

Kini anggota lebih dari 40 anggota dengan 210 kemitraan. Dia menambahkan, dalam seminggu Kelompok Tani Macakal bisa memanen kenya buncis sebanyak 2-3 ton.

Meski memiliki luas lahan pertanian yang cukup luas, diakui Triana, di Lembang saat ini banyak lahan pertanian yang beralih fungsi ke bangunan. Dirinya mengakui, saat ini juga memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk pengembangan kenya buncis.

Baca Juga: Alex Rins di MotoGP 2022 Mandalika Ikut Serta Pakai Helm dengan Corak Khas Indonesia, Batik

“Ini tantangan buat kami, disaat semakin banyak lahan beralih fungsi menjadi bangunan kita ingin produktifitas hasil panen kita terus meningkat. Selain itu, kita juga mulai melakukan pengembangan di luar Lembang,” ungkapnya.

Berkat kegigihan mereka, saat ini, Kelompok Tani Macakal bisa meraup omzet hingga Rp200 sampai Rp300 juta per bulannya.

Omset ini tak hanya ia dan kelompoknya peroleh dari pemasaran dalam negeri tetapi juga pasar ekspor ke Singapura. Saat ini offtaker yg bekerjasama untuk pemasaran tomat beef adalah Yans Fruit dan Tani Hub.

Sebagai generasi milenial, poktan ini pun telah menerapkan teknologi yang bisa menunjang untuk membudidayakan tomat beef salah satunya dengan pemakaian drip irigasi.

Penerapan drip irigasi oleh poktan Macakal, sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang selalu menekankan pentingnya penerapan smart farming.

“Menghadapi tantangan perubahan iklim bukan dengan cara-cara klasik, tapi harus dengan smart farmingt,” tegasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respons adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini.

Smart farming memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, melalui pengelolaan pertanaman dan ternak yang baik dan efisien.***

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x