Prabu Wangi dan Prabu Siliwangi Sama-sama Mengandung Arti Harum, Bagaimana Asal-usulnya?

30 November 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi Prabu Siliwangi. (foto @ainusantara) /Nanang S/Galura

PORTAL MAJALENGKA - Di Tatar Sunda atau Jawa Barat, nama Prabu Siliwangi sudah tidak asing lagi.

Pasalnya Prabu Siliwangi adalah penguasa Pajajaran yang dapat menyatukan sekaligus menguasai wilayah Sunda dan Galuh.

Penetapan Prabu Siliwangi sebagai penguasa tunggal dalam penyatuan dua kerajaan ini tertulis dalam prasasti batutulis.

Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Pesawat di BIJB Kertajati Majalengka Kamis, 30 November 2023

Dilansir dari buku Pakuan Pajajaran di Tengah Pusaran Sejarah Dunia (2005:406), kata wangi yang tersemat dalam nama Prabu Siliwangi memiliki asal-usul tersendiri.

Dijelaskan dalam buku yang sama bahwa pada masa Linggabuana yang menguasai Kerajaan Sunda rakyatnya makmur sejahtera.

Periode keemasan di Kerajaan Sunda yang merupakan pecahan dari Kerajaan Tarumanagara ini terdengar sampai ke negeri tetangga.

Baca Juga: Ramah dan Humble, Warga Cingambul dan Cikijing Titip Aspirasi dan Harapan ke Kang Galih

Perdagangan, ekonomi rakyat, dan politik berkembang pada masa kepemimpinan Prabu Linggabuana.

Di saat yang sama, Kerajaan Majapahit dengan sumpah palapa Gajah Mada belum bisa menundukkan Kerajaan Sunda.

Dari beberapa pendapat mengatakan bahwa politik Gajah Mada untuk menaklukan Sunda adalah dengan melaksanakan strategi perkawinan politik.

Baca Juga: Sultan Pontianak Berikan Gelar Laksamana Raja Di Laut kepada Menteri Sakti Wahyu Trenggono

Pendapat lain juga mengatakan bahwa kecintaan Hayam Wuruk terhadap Dyah Pitaloka adalah murni perasaan.

Namun tragedi Bubat harus terjadi yang membawa banyak korban jiwa termasuk Dyah Pitaloka dan Prabu Linggabuana sendiri.

Meskipun dalam catatan lain Prabu Linggabuana berhasil membinasakan banyak lawan, namun ia akhirnya harus gugur di medan perang.

Baca Juga: Bincang dengan Warga Malausma, Kang Galih Akan Beri Akses Pemasaran dan Permodalan Pelaku UMKM

Prabu Linggabuana merupakan ahli senjata dan kanuragan yang tak dapat dianggap enteng sehingga mampu menghabisi banyak pasukan yang tak sebanding.

Peristiwa tersebut menyebar ke berbagai penjuru negeri hingga nama Prabu Linggabuana mashur di Dwipantara atau Nusantara.

Selain mampu membinasakan banyak pasukan lawan, Prabu Linggabuana juga mashur karena kepiawannya dalam mengelola negara.

Baca Juga: Samsung Galaxy A95 5G Rilis di Akhir Desember 2023, Cek Performa dan Spesifikasinya di Sini

Kepiawannya itu tersohor dari segi pengelolaan ekonomi, kebijakan, politik, kemiliteran hingga mampu membawa Sunda pada masa keemasan.

Kepiawaan dan keberaniannya dalam Perang Bubat membuat namanya melambung dengan cepat layaknya aroma harum.

Maka masyarakat pun menyematkan kata "wangi" yang berarti harum dalam gelar rajanya yang lebih dikenal dengan nama Prabu Wangi.

Baca Juga: KKP Gelar Sosialisasi Rencana Tata Tuang Kawasan IKN

Sedangkan Prabu Siliwangi adalah penerusnya yang kepiawannya hampir sama dengan Prabu Wangi.

Selain itu Prabu Siliwangi atau Jayadewata mampu menyatukan Sunda dan Galuh sebagai dua pecahan dari Tarumanagara.

Pada masa Prabu Siliwangi inilah Kerajaan Sunda dan Galuh tergabung kembali dan lebih dikenal dengan Pakuan Pajajaran.

Baca Juga: Tak Ikut Gabung Latihan Bersama Persib Bandung, 4 Pemain Timnas Dapat Jatah Istirahat

Pada masa Jayadewata pula kata "wangi" digunakan kembali dan disematkan pada julukan Prabu Jayadewata yakni Prabu Siliwangi.

Hal tersebut lantaran Prabu Siliwangi mampu membawa Pajajaran pada masa keemasan dan berhasil menyatukan dua kerajaan yang masih satu keturunan.

Itulah sekilas tentang asal-usul kata wangi yang berarti harum dan tersemat dalam nama Prabu Siliwangi penguasa Pajajaran.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Pakuan Pajajaran

Tags

Terkini

Terpopuler