Misteri Pelet Marongge di Sumedang yang Diyakini Mampu Luluhkan Hati Lawan Jenis dan Asal Usul Terbentuknya

28 Mei 2023, 07:34 WIB
Acara ritual tawasulan di Makam Keramat Marongge Sumedang, yang sering dilakukan para peziarah setiap malam Jumat Kliwon. /kabar-priangan.com/Taufik Rohman/

PORTAL MAJALENGKA - Sejarah dan misteri pelet Marongge di Sumedang yang diyakini masyarakat luas mampu luluhkan hati lawan jenis dan asal usul terbentuknya.

Marongge merupakan sebuah desa di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Dikatakan bahwa sejak zaman dahulu Desa Marongge ini dipercaya sebagai tempat untuk menangani persoalan jodoh.

Desa Marongge ini terkenal dengan ilmu peletnya, sebagian masyarakat mempercayai bahwa pelet Marongge diyakini sangat ampuh dalam meluluhkan hati dan memikat asmara lawan jenis.

Baca Juga: Hasil Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Majalengka, Petahana 2 Desa di Kecamatan Sumberjaya Kalah

Marongge terletak di sebuah bukit di Jalan Raya Tolengas berbatasan dengan Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka dan tidak jauh dari Bendungan Jatigede.

Kuncen Marongge Abdul Halim mengatakan, jika ingin mendapatkan ilmu pelet Marongge harus dengan mengikuti ritual pada malam Jumat Kliwon. Ritual itu disebut nyacap ajian.

Untuk mendapatkan pelet Marongge tersebut pendatang melakukan tradisi ziarah di makam Mbah Gabug lalu berendam di sungai Cilutung dan membuang pakaian dalam. Sambil mandi dan berendam, mereka membaca mantera yang diberi kuncen diiringi ungkapan agar tercapai segala keinginan.

Baca Juga: MISTERI Nini Pelet Penunggu Gunung Ciremai hingga Ajian Jaran Goyang Milik Ki Buyut Mangun Tapa

Ajian sikukuk mudik merupakan ajian pelet Marongge yang dikenal ampuh diburu mereka yang sulit mendapatkan jodoh dan sebagai solusi agar untuk mendapatkan pasangan.

Adanya hal tersebut bermula dari kisah seorang wanita berparas cantik yanh dikenal dengan sebutan Nyi Gabug. Ia merupakan wanita asal Mataram yang bermukim di Dusun Babakan, sekarang dekat makam Marongge.

Nyi Gabug tinggal bersama tiga saudara wanitanya yang sama halnya memiliki paras cantik, yaitu Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah. Kecantikan keempat gadis asal Mataram tersebut terkenal di masyarakat termasuk para raja.

Baca Juga: Beredar di Grup WhatsApp Nama-nama Pemenang Pilkades Serentak 2023 di Kabupaten Majalengka

Kecantikannya mampu memikat semua orang yang melihatnya. Namun, anehnya keempat gadis cantik itu lebih suka melajang hingga membuat penasaran seorang raja yang bernama Gubangkala.

Karena merasa penasaran, maka diutuslah Patih diiringi bala tentaranya untuk melamar paksa Nyi Gabug. Saat itu Sang Patih bersikeras menyampaikan permintaan Raja agar Nyi Gabug bersedia dipersunting raja Gabangkala.

Akhirnya Nyi Gabug menyatakan kesediaannya namun dengan syarat Raja Gubangkala harus mengembalikan kukuk (sejenis buah labu air) ketika dibawa arus deras Sungai Cilutung.

Baca Juga: Hasil K League 2 Korea: Tanpa Asnawi Mangkualam, Jeonnam Dragons Pecundangi Juru Kunci Cheonan City

Sang Raja Gubangkala pun menerima syarat tersebut dan melakukan perintah Nyi Gabug. Maka dihanyutkanlah buah kukuk ke arus deras Sungai Cilutung oleh Nyi Gabug.

Dengan aeluruh kesaktiannya Raja Gubangkala pun berusaha untuk mengembalikan buah kukuk melawan derasnya sungai tersebut.

Namun snag Raja Gubangkala tidak mampu mengembalikan buah kukuk tersebut hingga akhirnya ia pun menyerah dan mengaku kalah.

Baca Juga: Hasil Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Majalengka, 3 Petahana di Kecamatan Ligung Terpilih Kembali

Akhirnya Nyi Gabug pun mengeluarkan selendang Sakti Cindewulung lalu ia mengibaskan seledang itu tiga kali dan seketika buah kukuk yang telah hanyut itu pun dapat kembali dan terpental ke sebuah batu cadas yang berbentuk meja.

Hingga kini batu cadas itu dikenal dengan nama Cadas Meja yang terletak di Kampung Parung Gaul Desa Bonang Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka berbatasan dengan lokasi keramat Marongge berada.

Setelah itu masih banyak pemuda yang ingin mempersunying Nyi Gabug tetapi Nyi Gabug tetap ingin melajang hingga akhirnya ia pergi tanpa pamit selama 3 tahun dan menghilang. Lalu ketiga saudaranya terus mencari hingga sampai di hutan lebat.

Baca Juga: Rencana Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Cirebon 22 Oktober, Finalnya Tunggu Kepastian KPU

Di situlah Nyi Gabug ditemukan dalam kondisi sakit parah, ia dapat disembuhkan dengan ramuan obat Kilatja Susu Munding yaitu buah kecil mirip melinjo. Kemudian Nyi Gabung menyuruh ketiga adiknya menggali tanah bekas dirinya ditemukan.

Setelah selesai maka dalam tanah dan memerintahkan ketiga adiknya untuk menutup lubang dengan ranting bambu haur dan ketiganya disuruh pulang. Ketiga adiknya penasaran dengan apa yang dilakukan kakaknya menjelang tengah malam.

Maka ketiganya kembali ke tempat dimana kakaknya masuk ke dalam tanah, mereka terkejut karena di tempat tadi terlihat cahaya memancar sementara kakaknya sudah tidak terlihat lagi.

Baca Juga: Tradisi Walimatussafar sebelum Ibadah Haji, Ini Makna dan Sejarahnya

Hingga pada akhirnya masyarakat menamai tempat itu Marongge yang berasal dari kata Merong dan Renggeng. Maka sejak saat itulah tempat tersebut dikeramatkan dan dikunjungi banyak orang yang mengalami kesulitan dalam urusan pendamping hidup.

Itulah misteri pelet Marongge di Sumedang yang diyakini dapat luluhkan hati lawan jenis dan asal usul sejarah terbentuknya.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube SASAKALA

Tags

Terkini

Terpopuler