Ridwan Kamil Sebut Tinggal Kota Cirebon yang Zona Merah, PPKM di Jawa Barat Diklaim Berhasil

24 Februari 2021, 00:18 WIB
Rapat koordinasi penanggulangan Covid-19 di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung pada Senin 22 Februari 2021 dipimpin oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. /Pikiran-Rakyat/Mochamad Iqbal Maulud/

PORTAL MAJALENGKA - Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Barat diklaim berhasil. Untuk wilayah Jawa Barat, hanya Kota Cirebon yang masih zona merah Covid-19.

Hal itu menjadi indikasi keberhasilan PPKM di Jawa Barat. Selain zona merah Covid-19 hanya tinggal di Kota Cirebon, indikasi keberhasilan lainnya terkait keterisian rumah sakit di Jawa Barat.

Keterisian rumah sakit sebelum PPKM di Jawa Barat sempat mencapai angka 80 persen akibat pandemi Covid-19. Kini tinggal 58 persen.

Baca Juga: Kata Kunci Kesehatan Banyak Dicari di Google selama Pandemi Covid-19

Seperti diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat rapat mingguan Covid-19 di Mapolda Jabar pada Senin, 22 Februari 2021. Menurutnya, hanya tinggal satu zona merah yang ada di Jawa Barat, yakni Kota Cirebon‎.

"Kami sedang meneliti mudah-mudahan pada satu dan dua minggu ke depan bisa lepas dari zona merah. Berkurangnya zona merah ini adalah satu dampak positif dari PPKM di Jawa dan Bali," ucap Ridwan Kamil.

Menurut Ridwan, hal menggembirakan tersebut juga dibarengi dengan kegembiraan lainnya.

Baca Juga: Mulai Hari Ini BIJB Kertajati Resmi Layani Penerbangan Angkutan Kargo

"Yaitu rendahnya angka kematian akibat Covid-19 yang hanya 1,1 persen. Jadi 98,9 persen dinyatakan sembuh, ini konsisten selama berbulan-bulan di Jabar," ujar Ridwan Kamil seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dalam artikel: Ridwan Kamil Ungkap Cirebon Jadi Satu-satunya Zona Merah di Jawa Barat.

Padahal, lanjut Ridwan angka kematian secara menyeluruh di Indonesia mencapai angka 3-4 persen. Maka Jawa Barat memiliki angka kematian rendah.‎

"Nah mengapa masih banyak kasus yang mencuat, ternyata kebanyakan adalah kasus lama. Misalkan Februari lalu ada 1.021 kasus, ternyata 986 di antaranya adalah kasus lama," katanya.

Baca Juga: DPRD Kota Cirebon Upayakan Program UHC BPJS Kesehatan dari APBD Segera Terserap

‎Mencuatnya kasus lama ini, lanjut Ridwan masih menjadi kendala termasuk laporan ke pusat yang masih juga ada kendala.

"Jadi kami menduga problem kasus lama dan kasus baru ini belum bisa terbereskan oleh pemerintah pusat dalam waktu dekat. Sehingga kebijakan Jabar adalah mengambil tindakan berdasarkan data sendiri yang kita rekapitulasi," ujarnya.

Ia mengklaim dengan PPKM berskala mikro ini zona merah desa dan kelurahan ini hanya mencapai 5 persen.

Baca Juga: Prabowo, Ganjar, Anies Duduki Tiga Nama Teratas Survei Calon Presiden

"Jadi mayoritas desa dan kelurahan di Jabar itu zona hijau‎. Alhamdulillah 54 persen zona hijau, 37 persen zona kuning, oranye 4 persen dan merah 5 persen. Sehingga 95 persen wilayah di Jabar sebenarnya pada posisi terkendali," ujar Ridwan Kamil.

Dirinya memaparkan tingkat kedisiplinan penggunaan masker‎ di Jawa Barat terbilang tinggi yaitu 80 persen. Terbaik pertama adalah Kabupaten Sumedang dan terendah adalah Kabupaten Bogor.

"Sementara untuk jaga jarak, tertinggi adalah Kabupaten Bandung dan terendah adalah Kabupaten Pangandaran," katanya.

Baca Juga: Edhy Prabowo Siap Dihukum Mati, Begini Tanggapan KPK

Disinggung mengenai penyebaran vaksin di Jawa Barat, menurut Ridwan untuk tahap I sudah terselesaikan sebanyak 82 persen, untuk dosis kedua sudah mencapai 46 persen.

Selain itu, kata dia Pemprov Jabar dan instansi terkait lainnya kini sedang persiapan menyuntik masyarakat dalam kategori khusus. Semisal PNS, tokoh masyarakat, TNI, Polri, pedagang pasar, guru, lansia dan sebagainya.

"Nah, khususnya lansia juga mendapatkan perhatian sehingga kita akan lakukan di 6 wilayah yang kasusnya tinggi. Jadi banyaknya lansia ini mayoritas berada di Bodebek dan Bandung Raya, itu akan didahulukan untuk penyuntikan vaksinnya," tuturnya.

Baca Juga: Kemensos: Tidak Ada Anggaran Santunan Korban Covid-19 Pada 2021

Ridwan pun berjanji untuk lansia ini akan ada fasilitas khusus yaitu penjemputan. Bahkan Presiden Joko Widodo pun sudah mengizinkan penggunaan mobil vaksin.

"Jadi jangan kaget kalau ada mobil vaksin ini di wilayah yang sulit dijangkau. Ini untuk para lansia, meski pada akhirnya tidak semua lansia bisa dilakukan vaksin," tutur Ridwan Kamil.

Kemudian secara ekonomi, Ridwan pun mengklaim bahwa indikator sudah membaik bahkan penyaluran ekonomi Nasional dananya itu yang paling lancar adalah Jabar. Dibanding wilayah lain pada angka 20 persen atau 15 persen tetapi di Jabar penyalurannya sudah 43 persen.

Baca Juga: Penahanan Mantan Menteri Edhy Prabowo Diperpanjang Selama 30 Hari

"Jadi artinya dana itu sudah diserap dan beredar di masyarakat untuk dilakukan kegiatan pemulihan ekonomi. Terutama yang sedang kita dorong adalah sektor pangan ya, ada petani milenial salah satunya dan penguatan pangan lain secara umum sehingga bisa menguatkan sektor ekonomi Jabar," katanya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler