Rocky berpendapat, pidato terbuka Pompeo di hadapan Ansor juga bisa diartikan sebagai bentuk teguran Amerika terhadap Indonesia yang terlalu terbuka dengan Tiongkok.
Baca Juga: Lalulintas di Tol Cipali Meningkat Selama Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad SAW
"Itu artinya, kalkulasi terakhir adalah dengan mengambil risiko untuk menegur Indonesia. Jadi sebetulnya, Amerika menegur Indonesia melalui Ansor, kan itu "pesan-pesan" diplomatiknya," jelas Rocky.
Menurutnya, ini merupakan strategi Amerika, negara yang dikenal bukan hanya karena perkembangan senjata pemusnah massal yang dimilikinya, tetapi juga keahliannya dalam menerapkan "soft power" dalam upaya mencapai tujuannya.
"Soft power Amerika itu diwujudkan dengan kehadiran Pompeo di Ansor.
Baca Juga: Lalulintas di Tol Cipali Meningkat Selama Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad SAW
Jadi Ansor dimanfaatkan atau dipakai lah sebetulnya, dalam pengertian diplomasi dunia, oleh Amerika untuk menegur Istana (pemerintah). Istana (pemerintah) proksinya terlalu ke Tiongkok," tegas Rocky.
"Tidak mungkin Pompeo mengucapkan hal yang sama kepada Presiden Jokowi kan? Ini taktik diplomasi saja," imbuhnya.***(Mohammad Syahrial/Portal Jember)