Pemimpin G20 Komitmen Bantu Negara Miskin Pulih dari Pandemi Covid-19

22 November 2020, 19:30 WIB
KTT G20 Riyadh Summit digelar Sabtu, 21 November 2020. Para Pemimpin Negara G20 berkomitmen membantu negara-negara miskin pulih dati pandemi Covid-19 /ANTARA

PORTAL MAJALENGKA - Pandemi Covid-19 telah membawa ekonomi global ke dalam resesi yang dalam tahun ini.

Upaya yang diperlukan untuk menopang pemulihan ekonomi pada tahun 2021, menjadi agenda utama para pemimpin dari 20 negara ekonomi terbesar (G20).

Para pemimpin G20 berjanji memastikan distribusi yang adil atas vaksin, obat-obatan, dan tes Covid-19 di seluruh dunia serta mendukung negara-negara miskin yang berjuang untuk pulih dari pandemi virus corona.

Baca Juga: Akun Twitrer @POTUS Segera Beralih ke Joe Biden

Krisis akibat pandemi dan pemulihan global yang tidak merata dan tidak pasti mendominasi hari pertama konferensi tingkat tinggi G20 di bawah kepemimpinan Arab Saudi, yang menyerahkan jabatan presiden bergilir G20 ke Italia bulan depan.

“Kita harus bekerja untuk menciptakan akses yang terjangkau dan memastikan semua orang bisa mendapatkannya,” kata Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dalam pidato pembukaannya, Sabtu 21 November 2020.

Para pemimpin G20 khawatir pandemi akan memperdalam perpecahan global antara yang kaya dan yang miskin.

Baca Juga: Kepemimpinan Joe Biden Bawa Perekonomian Dunia Lebih Ramah Lingkungan

“Kita perlu menghindari dengan cara apa pun skenario dunia dengan dua kecepatan di mana hanya yang lebih kaya yang dapat melindungi diri mereka sendiri dari virus dan memulai kembali kehidupan normal,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada pertemuan puncak itu.

Untuk melakukan itu, Uni Eropa (EU) mendesak para pemimpin G20 untuk segera menyumbangkan lebih banyak dana ke dalam proyek global untuk vaksin, tes, dan terapi yang disebut Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator dan fasilitas COVAX untuk mendistribusikan vaksin.

“Pada KTT G20 saya menyerukan 4,5 miliar dolar AS untuk diinvestasikan di ACT Accelerator pada akhir 2020, untuk pengadaan & pengiriman tes COVID-19, perawatan dan vaksin,” kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Twitter.

“Kita perlu menunjukkan solidaritas global,” kata dia.

Baca Juga: Pengembang Aplikasi Muslim Pro Bantah Jual Data ke Militer AS

Jerman menyumbang lebih dari 592,65 juta dolar AS untuk upaya tersebut, kata Kanselir Angela Merkel kepada G20. Dia mendesak negara-negara lain untuk ikut ambil bagian.

Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan untuk memberikan vaksin virus corona Sputnik V Rusia ke negara-negara lain. Dia mengatakan Moskow juga sedang mempersiapkan vaksin kedua dan ketiga.

China juga menawarkan kerja sama pengadaan vaksin. Negara itu memiliki lima kandidat vaksin yang dikembangkan sendiri dan sedang berada dalam fase uji coba terakhir.

Baca Juga: BAHAYA, Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Lewati Angka 11 Juta

“China bersedia memperkuat kerja sama dengan negara lain dalam penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin,” kata Presiden Xi Jinping pada KTT G20.

“Kami akan menawarkan bantuan dan dukungan kepada negara berkembang lainnya, dan bekerja keras untuk membuat vaksin menjadi barang publik yang dapat digunakan dan dibeli oleh warga dari semua negara,” katanya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang kalah dalam pemilihan presiden AS tetapi menolak untuk mengakui kemenangan pesaingnya Joe Biden, berbicara singkat kepada para pemimpin G20 sebelum bermain golf.

Baca Juga: Tiap 1000 Unggahan Facebook 1 di antaranya adalah Ujaran Kebencian

Trump membahas perlunya bekerja sama memulihkan pertumbuhan ekonomi, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany dalam ringkasan yang dirilis Sabtu 21 November 2020 malam.

Dia tidak menyebutkan janji AS untuk mendukung upaya distribusi vaksin global.

Satu sumber Eropa mengatakan pernyataan Trump difokuskan pada apa yang dia gambarkan sebagai pemulihan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dorongan AS untuk mengembangkan vaksinnya sendiri. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler