Eksekutor Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Seorang Algojo Bayaran, Kata Pakar Pidana

- 14 Oktober 2021, 07:16 WIB
Foto dokumentasi saat petugas mengevakuasi jenazah korban pembunuh ibu dan anak di Subang  pada 18 Agustus 2021 lalu.
Foto dokumentasi saat petugas mengevakuasi jenazah korban pembunuh ibu dan anak di Subang pada 18 Agustus 2021 lalu. /Istimewa/

PORTAL MAJALENGKA - Eksekutor pembunuh ibu dan anak di Subang diduga seorang algojo bayaran yang terlatih dalam aksinya.

Pelaku telah merencanakan aksinya dengan rapi sehingga nyaris tidak meninggalkan jejak di lokasi kejadian.

Meski demikian, aktor intelektual kasus pembunuhan sadis tersebut diduga masih dilakukan oleh orang dekat korban.

Baca Juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Diawali Penculikan, Pintu Rumah Tak Dikunci, Kata Indigo

Demikian analisa pakar hukum pidana dari Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, DR Musa Darwin Pane.

Dalam artikel yang diterbitkan Berita Subang dengan judul: Pakar Hukum Pidana Duga Aktor intelektual Kasus Subang Orang Dekat, Eksekutornya Algojo Bayaran.

Musa Darwin Pane mengatakan, banyak pihak pasti kesulitan untuk mengungkap otak atau pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: Polisi Umumkan Tersangka Pembunuhan Subang Usai Cocokkan Senjata, Yosef Tidak Tenang

Dia menegaskan, terbuka kemungkinan aktor intelektualnya adalah orang dekat sedangkan pelakunya merupakan algojo bayaran.

"Kalau melihat dari pemaparan kepolisian kepada media masa, pelakunya lebih dari satu orang dan pembunuhan itu sudah direncanakan matang," kata Musa Darwin Pane.

Menurut Musa Darwin Pane, perencanaan matang dan strategi eksekusi yang rapi dan nyaris tanpa menghilangkan jejak, hanya bisa dilakukan oleh seorang pelaku profesional.

Baca Juga: Terungkap Kasus Pembunuhan di Subang Berhubungan dengan Percintaan Amelia, Menurut Indigo

"Bisa saja eksekutornya pembunuh bayaran. Tapi otaknya pasti saja orang terdekat yang mengetahui gerak gerik korban," ujarnya.

Secara teori kriminologi, bebernya, kejahatan itu awalnya adalah niat kemudian ditindaklanjuti dengan adanya kesempatan.

Sehingga dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang adanya kesempatan terbuka itu diduga karena adanya orang yang mengetahui gerakan dari korban.

"Dan niat itu tentu bicara sikap batin ada hal-hal yang mendorong dari dalam diri pelaku untuk menghabisi korban," terangya.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dilakukan secara keji yang merenggut nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Sudah hampir dua bulan polisi belum juga mengungkap dan menentukan pelaku pembunuhan.

Di awal kasus terjadi, polisi menyimpulkan pelakunya diduga orang terdekat korban karena kondisi rumah tidak rusak dan barang berharga tidak hilang.

Namun seiring waktu polisi terus mencari bukti tambahan untuk menguatkan ketika nantinya menentukan tersangka.

Polisi bahkan harus berulangkali melakukan olahraga TKP dan menerjunkan anjing pelacak.

Polisi juga kembali membongkar makam korban untuk melakukan otopsi kali kedua.

Kasus yang kini dibackup Bareskrim Mabes Polri itu juga terus mencocokan temuan di lapangan dengan hasil otopsi kedua.

Seperti mengetahui senjata apa yang digunakan pelaku menghabisi korban dan waktu meninggalnya korban. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berita Subang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah