Lagu Remang-remang Diana Sastra Favorit Gus Dur, Ada Makna Apa di Balik Liriknya? Berikut Penjelasannya

- 23 Januari 2023, 18:05 WIB
Ilustrasi. Lagu Remang-remang - Diana Sastra Favorit Gus Dur, Ada Makna Apa di Balik Liriknya? Berikut Penjelasannya
Ilustrasi. Lagu Remang-remang - Diana Sastra Favorit Gus Dur, Ada Makna Apa di Balik Liriknya? Berikut Penjelasannya /

PORTAL MAJALENGKA - KH Abdurrahman Wahid atau akrab dikenal Gus Dur bukan hanya sosok kiai tapi juga seorang budayawan.

Gus Dur dikenal memiliki pemikiran tentang budaya yang mendalam.

Gus Dur dulu suka menonton film dan bola, membaca novel ataupun menyaksikan pagelaran wayang, termasuk mendengar lagu tarling.

Baca Juga: Bakso Si Jangkung yang Viral di Jakarta Barat, Rasanya Enak dan Pasti Bikin Ketagihan

Bagi Gus Dur budaya bukan hanya produk tapi lebih luas dari itu. Baginya budaya adalah seni hidup (the art of living) atau kehidupan sosial manusiawi (human social life).

Diceritakan Inayah Wahid, anak Gus Dur yang berkecimpung di dunia seni, saat ngobrol bareng tentang kebudayaan. Saat itu Gus Dur berpesan agar dirinya harus sering mendengarkan lagu-lagu dangdut.

Menurut Gus Dur sebagaimana dikatakan oleh Inayah, sesungguhnya lagu-lagu itulah yang menjelaskan mengenai apa terjadi di tengah masyarakat.

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner Sate Terenak di Daerah Puncak, Kamu Akan Ketagihan Jika Mencobanya

Musik sebagai seni adalah produk dari kebudayaan. Seni yang tumbuh di tengah masyarakat akan menampilkan gambaran-gambaran kehidupan masyarakatnya.

Dengan mendengarkan musik dangdut, kita akan mengetahui kehidupan, interaksi dan masalah-masalah masyarakat tempat dangdut tumbuh. Termasuk musik tarling.

Musik tarling, musik yang tumbuh di daerah pantura Cirebon-Indramayu. Meskipun berirama dangdut, akan tetapi tarling tidak menghilangkan irama lokal daerahnya yang khas.

Baca Juga: GEBYAR APEL SIAGA Pemilu 2024 KPU Provinsi Jawa Barat dan Pelantikan PPS di Islamic Center Majalengka

Dan salah satu lagu tarling kesukaan Gus Dur berjudul ”Remang-remang” yang dinyanyikan Diana Sastra.

Saking sukanya dengan lagu itu, Gus Dur pernah meminta Diana menyanyikan lagu tersebut secara langsung di hadapannya.

Dua kali Diana bertemu dan menyanyikan lagu itu untuk Gus Dur.

Baca Juga: Objek Wisata Ini Dulunya Sungai Kumuh dan Penuh Sampah, Berikut Informasi Seputar Kali Gajah Wong Yogyakarta

Secara fisik, Diana biasa saja seperti kebanyakan perempuan Cirebon pada umumnya.

Dia adalah sosok penyanyi komplet, perpaduan antara suara indah, gaya panggung eksentrik khas orang pantura, ceplas-ceplos dan bodoran (lawakan) yang sangat lucu..

Lagu-lagu Diana kebanyakan bercerita tentang kehidupan masyarakat dan juga percintaan.

Lagu ‘Remang-remang’ diciptakan Papa Irma. Lagu ini bercerita tentang penantian seorang wanita.

Yang menanti si gadis pantura dengan sabar setia menunggu kedatangan Pria yang dipujanya.

Telah sekian lama penantiannya ternyata hanyalah kebohongan belaka. Berharap indah awalnya, ingin membuat orang tua bahagia tapi kembali ia harus meratapi nasibnya.

Sang pria yang diidamkan tak kunjung datang bawa kepastian seolah lenyap seperti matahari tenggelam. Membuat hati si gadis bergelut temaram.

Nasib cinta si gadis terus dalam kondisi Remang-remang. Ia pasrah tak kuasa memburu cintanya, hanya menunggu yang datang, dan kadang yang hadir pria yang sudah memiliki pasangan.

Dalam lagunya, Diana menyiratkan bahwa cinta kadang tak sesuai harapan.

Cinta dalam pergolakan batin seorang ‘perempuan dalam keremangan’ diangkat Diana sebagai sebuah cerita yang penuh paradoks.

Diiring Irama yang mendayu-dayu dengan latar suara gitar, suling, kendang, angklung dan sesekali sexophone. Membuat nuansa romantisme pantura benar-benar muncul.

Suasana lagu Remang-remang begitu menghanyutkan dan menghipnotis. Suasana yang mungkin sama dengan lagu ‘Cibulan’ yang dinyanyikan almarhumah Dariyah.

Dan berikut inilah lirik lagu Remang-remang yang jadi favorit Gus Dur.

Judul Remang-remang
Vok. Diana Sastra
Cipt. Papa Irma

Remang-remang sinar lampu wayah sore (Remang-remang sinar lampu menjelang sore)
Ganti surute srengenge
(Ganti terbenamnya matahari)

Nunggu kakang wis lawas langka kabare (Nunggu Kakang sudah lama tiada kabarnya)

Rasa pegel duh kakang sun ngentenane
(Rasa lelah duh Kakang, aku menunggunya)
Remang-remang sinar lampune madangi (Remang-remang sinar lampunya menerangi)

Kadang keton lintang wis ora perduli (Kadang tampak bintang sudah tak peduli)
Kula seneng waktu deweke njanjeni
(Aku senang saat dia beri janji)

Wong ganteng aja gawe lara ati
(Orang tampan jangan bikin sakit hati)
Jare lunga bli suwe
(Katanya pergi tak lama)
Lawas olih sewengi
(Lama sudah semalaman)

Kula percaya bae
(Aku percaya saja)
Nyatane kakang bohongii
( (tapi) Nyatanya abang membohongi)

Angel jaman saiki
(Susah zaman sekarang)
Luruh lanang sejati
(Mencari lelaki sejati)

Sing mung ana siji
(Yang ada hanya satu)
Kang siji wis duwe rabi
(Itupun (kadang) sudah punya istri)

Remang-remang sepanjang jalan pantura (Remang-remang sepanjang jalan pantura)
Gadis manis pada midang pinggir dalan (Gadis manis duduk santai di pinggir jalan)

Jare seneng bisa bantui wong tua
(Katanya akan senang (jika) bisa membantu orang tua)

Kadang nangis urip mengkenen sampe kapan
(Kadang meratapi hidup seperti ini sampai kapan)

Demikian lirik lagu tarling Remang - remang yang dibawakan Diana Sastra, semoga bermanfaat. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x