PORTAL MAJALENGKA – Indramayu merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Barat. Namun, sebagai pulau Sunda Jawa Barat ternyata tidak semuanya bisa menggunakan Bahasa Sunda.
Seperti kabupaten Indramayu yang ternyata memiliki dialek Bahasa keseharian tersendiri.
Dalam catatan sejarah, Indramayu lahir di tangan seseorang yang bernama Raden Arya Wiralodra, seorang pengembara yang berhasil membuat pendukuhan di wilayah Indramayu dan menjadi cikal bakal kabupaten Indramayu.
Baca Juga: INILAH Kampung Terkaya di Indramayu, Kampung Empang Sewu dengan Warganya yang Unik
Nama Indramayu sendiri diambil dari nama sosok perempuan yang berhasil membuat Raden Arya Wiralodra jatuh cinta, namun cintanya ditolak.
Perempuan itu bernama Nyi Endang Darma Kusuma, yang juga disebut sebagai salah satu murid Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di Indramayu.
Sebagai salah satu kabupaten di pulau Jawa, Indramayu tidak hanya memiliki bahasa dan adat Sunda, namun ada beberapa hal unik yang memang hanya ada di Indramayu.
Baca Juga: Kampoeng Wisata Lembur Anyar Jadi Destinasi Favorit Baru di Bogor, Azis Gagap Aja Liburan ke Sana
Pertama Bahasa Dermayuan
Indramayu memiliki bahasa lokal yang jauh berbeda dengan bahasa Sunda. Bahasa itu dikenal dengan bahasa Dermayuan.
Seperti kata Reang yang berarti saya dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan dengan lawan bicara yang sepadan.
Meskipun terletak di provinsi Jawa Barat sebagian besar masyarakat Indramayu, terutama wilayah utara, menggunakan bahasa Dermayuan.
Baca Juga: Berikut Ini 7 Tempat Wisata Religi di Bogor yang Cocok untuk Beribadah dan Menenangkan Hati
Sedangkan masyarakat Indramayu yang ada di bagian selatan dan barat daya, sebagain masyaraktnya menggunakan bahasa Sunda.
Sebab wilayah tersebut pernah menjadi wilayah kerajaan Galuh dan Sumedang Larang.
Kedua Lumbung Padi
Indramayu termasuk wilayah yang menjadi produsen padi terbesar di Indonesia.
Di tahun 2020 Indramayu mendapatkan penghargaan dari menteri pertanian sebagai wilayah penghasil padi terbesar di Indonesia dengan luas wilayah persawahan mencapai 54,35% dari total luas kabupaten Indramayu.
Ketiga Pesisir
Indramayu dlindungi oleh bukit pasir. Indramayu terletak di bawah permukaan laut yang berarti beresiko terkena banjir saat terjadi pasang atau dalam kondisi badai. Namun, Indramayu diberkahi penghalang alami yang berupa bukit pasir yang melindunginya dari resiko tersebut.
Keempat Kota Mangga
Indramayu terkenal dengan sebutan kota Mangga. Buah Mangga dalam bahasa Indramayu dikenal dengan buah Pelem. Buah ini banyak ditemukan di Indramayu.
Masyarakat Indramayu gemar menanamnya, baik di pekarangan, maupun di tepi sungai, bahkan di depan rumah. Sehingga Indramayu disebut sebagai kota Mangga.
Salah satu mangga khas Indramayu adalah mangga Cengkir yang memiliki rasa berbeda dari yang lainnya.
Kelima Budaya Mapag Sri
Indramayu memiliki tradisi Mapag Sri. Tradisi Mapag Sri merupakan wujud rasa syukur warga Indramayu atas hasil panen yang diterima.
Kegiatan ini oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai ritual yang wajib, sebab ketika ditinggalkan maka akan mendapatkan kesialan.
Keenam Kuliner Khas
Orok-orok khas Indramayu. Orok-orok ini lebih tepat jika disebut sebagai kudapan kuliner. Orok-orok khas Indramayu terbuat dari tepung beras yang diberi gula merah serta parutan kelapa.
Pada zaman dulu, kuliner hanya bisa ditemukan pada acara tahlilan tepatnya hari ke tujuh. Namun, saat ini sudah bisa dinikmati kapanpun dan di manapun.***